
Oktober 2021 Terjadi Inflasi 0,12%, Terutama Karena Kenaikan Harga pada Sektor Transportasi

Tangkapan layar YouTube, Kepala BPS Margo Yuwono/Iconomics
Badan Pusat Statisitk (BPS) mengumumkan pada Oktober 2021 terjadi inflasi sebesar 0,12%. Dari sisi kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi terutama terjadi pada sektor transportasi karena kenaikan harga tiket pesawat.
“Perkembangan harga untuk beberapa komoditas pada bulan Oktober 2021 ini secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota, pada Oktober 2021 ini terjadi inflasi sebesar 0,12% atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,53 pada September 2021 menjadi 106,66 pada Oktober 2021,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (1/11).
Inflasi tahun kalender hingga Oktober 2021 tercatat sebesar 0,93% dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,66%.
Dari pemantauan BPS untuk 90 kota, terdapat 68 kota mengalami inflasi dan 22 kota mengalami deflasi. Dari 68 kota yang mengalami inflasi, inflasi tertinggi terjadi di Sampit sebesar 2,06%, sementara inflasi terendah terjadi di Sumenep dan Banyuwangi yaitu sebesar 0,02%.
Sebaliknya dari 22 kota yang mengalami deflasi, deflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 0,70% dan deflasi terendah di Bengkulu sebesar 0,02%.
Margo mengatakan dari 11 kelompok pengeluaran, semuanya mengalamai inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi yaitu sebesar 0,33%. Andil kelompok ini terhadap inflasi secara umum sebesar 0,04%.
“Ini disebabkan karena adanya kenaikan tarif angkutan udara dimana kenaikan tarif angkutan udara ini memberikan andil sebesar 0,03%,” ujar Margo.
Inflasi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,1% dengan andil 0,03%. Komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi di kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau diantaranya adalah cabe merah dan minyak goreng yang keduanya memberikan andil masing-masing sebesar 0,05% dan daging ayam ras yang memberikan andil 0,02%.
Dari sisi komponen, inflasi komponen harga bergejolak sebesar 0,07% dan memberikan andil sebesar 0,01%. Komoditas dominan yang mendorong inflasi pada komponen ini diantaranya adalah cabe merah, minyak goreng serta daging ayam ras.
Sementara itu, untuk komponen harga yang diatur oleh pemerintah terjadi inflasi sebesar 0,33% dan memberikan andil terhadap inflasi yang cukup besar yaitu 0,06%. Komoditas utamanya adalah karena adanya kenaikan tarif angkutan udara, kenaikan harga rokok kretek filter serta kenaikan harga bensin.
Untuk inflasi komponen inti sebesar 0,07% dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,05%. “Secara umum karena kenaikan harga-harga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga,” ujar Margo.
Leave a reply
