Ngeri, Presiden Jokowi Beberkan Dampak Krisis Global, Indonesia Bagaimana?

0
268

Presiden Joko Widodo kembali menyampaikan dampak menyeramkan dari krisis global, pada pidato kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia, di depan Majelis Permuwsyaratan Rakyat (MPR), Selasa (16/8).

Tampil mengenakan baju Paksian dari Provinsi Bangka Belitung, Presiden membuka pidato tahunannya ini dengan menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi saat ini “sangat berat”.

“Semua negara, di seluruh dunia, sedang menghadapi ujian. Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih. Perekonomian dunia belum sepenuhnya bangkit. Tiba-tiba meletus perang di Ukraina, sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi,” ujar Presiden Jokowi.

Ia mengungkapkan sebanyak 107 negara terdampak krisis, yang mana sebagian di antaranya diperkirakan jatuh bangkrut.

“Diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem, dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan,” ujarnya.

Namun, di tengah tantangan yang tidak mudah ini, menurut Presiden, Indonesia tetap tangguh. Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan.

Baca Juga :   Menko Airlangga: Program Kartu Prakerja Mendorong Kewirausahaan

Tingkat inflasi Indonesia juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9%. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7% dan jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9%.

Bahkan, sampai pertengahan tahun 2022 ini, APBN juga surplus Rp106 triliun. Oleh karena itu, Pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan Listrik, sebesar Rp502 triliun di tahun 2022 ini, agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi.

Selain itu, ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44% pada kuartal II tahun 2022. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut, dan di semester I tahun 2022 ini surplusnya sekitar Rp364 triliun.

“Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak. Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hatihati. Namun di sisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju,” ujar Presiden.

Leave a reply

Iconomics