Neraca Perdagangan Surplus Senilai US$ 3,45 M di Januari 2025

0
24
Reporter: Rommy Yudhistira

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat surplus neraca perdagangan sebesar US$ 3,45 miliar pada Januari 2025. Surplus didorong oleh sektor non-minyak dan gas bumi (migas) sebesar US$ 4,88 miliar, dan defisit migas US$ 1,43 miliar.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, angka surplus itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan surplus periode Desember 2024 sebesar US$ 2,24 miliar, dan surplus Januari 2024 sebesar US$ 2,00 miliar.  Capaian surplus Januari 2025 menandakan kelanjutan tren selama 57 bulan berturut-turut, sejak Mei 2020.

Budi melanjutkan, negara penyumbang surplus non-migas terbesar bagi Indonesia adalah Amerika Serikat sebesar US$ 1,58 miliar, India US$ 0,77 miliar, Filipina US$ 0,73 miliar, Arab Saudi US$ 0,60 miliar, dan Malaysia US$ 0,44 miliar.

“Surplus perdagangan Indonesia periode Januari 2025 tercatat sebesar US$ 3,45 miliar. Hal ini melanjutkan tren surplus sejak 2020. Capaian tersebut merupakan awal yang baik untuk mendorong kinerja perdagangan luar negeri sepanjang tahun,” kata Budi dalam keterangan resminya pada Rabu (19/2).

Baca Juga :   Relaksasi Impor, Ditjen Bea dan Cukai Keluarkan 30 Kontainer Dari Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Sedangkan total ekspor, kata Budi, berhasil mencetak sebesar US$ 21,45 miliar atau turun 8,56% dibandingkan periode Desember 2024. Jika dihitung secara tahunan (yoy), nilai ekspor non-migas Januari 2025 naik 4,68%.

Budi mengatakan, capaian nilai ekspor non-migas sebesar US$ 20,40 miliar, dan ekspor migas US$ 1,06 miliar. Nilai ekspor non-migas Januari 2025 juga turun bila dibandingkan dengan Desember 2024 sebesar 6,97%. Peningkatan terjadi jika dibandingkan dengan Januari 2024 sebesar 6,81%.

“Pada Januari 2025, pangsa ekspor sektor industri mencapai 84,00%, menjadikannya yang tertinggi bila dibandingkan dengan Januari 2023 dan Januari 2024,” tambah Budi.

Sedangkan kinerja impor, kata Budi, negara mencatat senilai US$ 18,00 miliar atau turun 15,18% dibandingkan periode Desember 2024, dan turun 2,67% dari Januari 2024 secara yoy. Bila dipadankan dengan Desember 2024, penurunan impor sektor non-migas 13,43% dan migas 24,69%. Secara tahunan, Budi menyebutkan, impor non-migas dan migas masing-masing turun 1,76% dan 7,99%.

“Pada Januari 2025, hanya impor barang modal yang meningkat secara tahunan sebesar 1,74% (yoy). Di sisi lain, impor barang konsumsi turun 7,16% serta bahan baku dan penolong turun 3,15% (yoy),” kata Budi.

Leave a reply

Iconomics