
Merdeka! Sudah Mencapai Kemerdekaan Finansial Belum? Simak Tipsnya

Ilustrasi buka puasa Ramadan/Dok. Sequis
Merdeka! Merdeka! Merdeka! Tidak lama lagi, kita akan memeringati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-78. Namun, apakah kita sudah mencapai kemerdekaan finansial?
Faculty Head Sequis Quality Empowerment, Yan Ardhianto mengatakan mencapai kesejahteraan dimulai dari memiliki pengetahuan yang benar tentang perencanaan keuangan dan melakukannya dengan disiplin serta hidup bersahaja saat menggunakan uang atau tidak boros.
“Banyak orang salah memaknai kemerdekaan finansial. Ada yang ingin meraih merdeka finansial dengan berinvestasi, tetapi dengan jalan pintas karena tergiur bunga tinggi, padahal berisiko tertipu investasi bodong. Ada yang ingin menjadi pengusaha tanpa persiapan finansial dan meminjam modal dengan jumlah tinggi, tetapi malah terjebak kredit macet. Ada juga yang memaknai merdeka finansial sebagai sebuah tampilan yang terlihat kaya dan mapan tapi malah terlilit utang kartu kredit atau pinjol. Itu sebabnya, masyarakat perlu meningkatkan pengetahuan finansial agar tidak terjerat utang berbunga tinggi dan tidak mudah tertipu oleh oknum investasi bodong,” kata Yan dalam keterangan resmi.
Yan juga menyarankan agar masyarakat meningkatkan pengetahuan manajemen risiko agar bisa memitigasi harga dan aset. Ada inflasi yang dapat menyebabkan harga barang naik dan nilai aset turun sehingga memenuhi kebutuhan masa depan dengan menabung saja tidaklah cukup. Berinvestasi adalah cara meningkatkan nilai aset, tetapi pilih investasi yang resmi dan aman. Risiko lainnya adalah kemungkinan serangan sakit hingga kematian sehingga kita memerlukan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Dengan berasuransi maka kita dapat merdeka dari rasa khawatir akan besarnya biaya pengobatan atau kehilangan mata pencaharian yang berpotensi menggerus tabungan dan aset pada akhirnya.
Setelah memiliki pengetahuan finansial, langkah selanjutnya adalah melakukan perencanaan keuangan dan jalankan dengan disiplin seberapapun pendapatan yang dimiliki. Perencanaan keuangan harus dimulai sejak seseorang menerima pendapatan sehingga uang yang diterima akan cukup untuk memenuhi kebutuhan saat ini bahkan berkesempatan untuk memenuhi kebutuhan masa depan sehingga kita bisa merdeka dari rasa khawatir akan risiko masa depan.
Perencanaan keuangan meliputi kegiatan mencatat pengeluaran, melakukan penghematan dengan mendahulukan kebutuhan penting dan menunda keinginan serta menyisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat, tabungan, investasi dan melindungi aset dan finansial melalui asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
“Perencanaan keuangan dapat berbeda pada setiap orang karena kebutuhan, kondisi finansial, target masa depan, dan tahapan usia yang berbeda. Perencanaan keuangan bermanfaat untuk menjaga arus kas, membantu melakukan prioritas pengeluaran, memaksimalkan aset serta membantu merencanakan masa depan dengan lebih baik,” kata Yan.
Pada setiap tahap kehidupan terdapat perbedaan kebutuhan dan kemampuan finansial, misalnya bagi seorang first jobber, dapat merasa merdeka jika dapat memenuhi kebutuhannya tanpa harus bergantung lagi pada orang tua sedangkan bagi pensiunan merasa merdeka finansial jika dapat mempertahankan hidup layak walau tidak lagi berpenghasilan.
Yan menyarankan perlunya melakukan berbagai persiapan. Pertama, persiapkan dana darurat atau emergency fund. Bagi first jobber awali dengan mempersiapkan dana darurat atau emergency fund sebagai persiapan jika sewaktu-waktu kehilangan pekerjaan. Bagi single, persiapkan dana darurat sebanyak tiga sampai enam kali lipat dari pengeluaran rutin. Jika sudah menikah dan memiliki anak, persiapkan dana darurat sebanyak enam hingga sembilan kali lipat dari pengeluaran bulanan. Dana ini sebaiknya ditempatkan pada instrumen yang mudah dicairkan contohnya tabungan.
Kedua, miliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Bagi yang masih berusia muda, prioritaskan untuk memiliki asuransi kesehatan karena premi relatif murah dan lebih mudah diterima sebagai nasabah asuransi. Fungsi dari asuransi kesehatan ini adalah untuk memproteksi income. Fungsinya mencegah agar aset tidak tergerus akibat pengeluaran biaya medis seandainya terjadi risiko sakit.
Jika memiliki cicilan, tanggungan, atau sebagai pencari nafkah utama keluarga (breadwinner) sebaiknya juga memiliki asuransi jiwa agar keluarga memiliki kesediaan dana untuk melanjutkan kehidupan bila terjadi risiko meninggal dunia.
Ketiga, mempersiapkan dana pensiun. Sudah bekerja dengan karir yang terus berkembang, penghasilan meningkat, dan situasi finansial semakin mapan maka perlu mempersiapkan dana pensiun.
Leave a reply
