
Menkeu: Perekonomian Indonesia Tunjukkan Ketahanan Kuat di 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan [KSSK] di kantor Lembaga Penjamian Simpanan [LPS], Jumat, 3 Agustus.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut stabilitas sistem keuangan (SKK) pada Kuartal IV/2024 tetap terjaga. Kondisi SKK pada periode tersebut menghadapi situasi divergensi pertumbuhan ekonomi dunia, dan ketidakpastian pasar keuangan global.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat, kenaikan investasi, terjaganya konsumsi rumah tangga, dan peningkatan belanja pemerintah. Pemilihan kepala daerah serentak, dan libur akhir tahun pun menjadi faktor pendorong ekonomi Indonesia pada Triwulan IV/2024.
“Ini karena berbagai negara maju ada yang ekonominya masih kuat seperti Amerika Serikat sementara Eropa dan Tiongkok masih struggle untuk memulihkan pertumbuhannya, dan dalam ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat,” kata Sri Mulyani dalam keterangan resmi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (24/1).
Dari sisi eksternal, kata Sri Mulyani, negara mencatatkan surplus neraca perdagangan berturut-turut selama 5 tahun. Indeks PMI manufaktur Indonesia kembali berada di zona ekspansif. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 5% secara tahunan (yoy) di 2024, dan 5,2% pada 2025.
Sementara, kata Sri Mulyani, nilai tukar rupiah berada dalam kondisi terkendali, didukung dengan kebijakan stabilisasi Bank Indonesia. Secara keseluruhan, rupiah tercatat di level Rp 16.095 per US$ 1, atau melemah 4,34% secara point to point. Kondisi rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara lain seperti won Korea Selatan, peso Meksiko, real Brasil, yen Jepang, dan lira Turki.
Selanjutnya, kata Sri Mulyani, inflasi indeks harga konsumen (IHK) 2024 pun dalam kondisi terjaga. IHK tercatat sebesar 1,57% secara yoy pada Desember 2024. Sedangkan inflasi volatile food terus menurun, seiring peningkatan pasokan pangan, dan musim panen.
KSSK, kata Sri Mulyani, terus berkomitmen untuk meningkatkan sinergi terutama dalam mengantisipasi potensi risiko, dan dinamika yang semakin berkembang. Dalam hal ini, KSSK akan memperkuat koordinasi kebijakan dalam rangka mitigasi kemungkinan risiko bagi perekonomian dan stabilitas sistem keuangan.
“Terutama dari dinamika geopolitik dunia dan potensi rambatannya pada perekonomian dan sektor keuangan domestik,” katanya.
Leave a reply
