
Menakar Dampak Tarif Impor Pemerintah Amerika Serikat ke Trisula Textile Industries Tbk

Ilustrasi aktifitas produksi Trisula Textile Industries Tbk/Foto: Dok.Perusahaan
Sebagai perusahaan tekstil yang memproduksi kain, benang, dan pakaian jadi, PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) waswas dengan kebijakan tarif pemerintah Amerika Serikat.
Saat ini kebijakan tarif tersebut untuk sebagian besar negara memang ditangguhkan selama 90 hari, tetapi pemerintah Amerika Serikat mengenakan tarif 125% untuk produk-produk impor dari China.
Karsongno Wongso Djaja, Direktur Utama BELL mengatakan perseroan memang selama ini fokus pada pasar domestik.
Pada 2024, dari total penjualan bersih Rp584,89 miliar, porsi untuk pasar ekspor hanya Rp38,72 miliar atau 6,62%. Itu pun mayoritas ekspor ke Jepang dan tak ada ekspor ke Amerika Serikat.
“Jadi, dampak dari policy yang dimunculkan oleh Presiden Amerika itu menurut kami tidak berdampak signifikan untuk bisnis kami,” ujarnya menjawab pertanyaan wartawan dalam paparan publik, Selasa (15/4).
Namun, Karsongno mengatakan perseroan khawatir kebijakan tarif tinggi yang dikenakan Amerika Serikat ke China berdampak pada pasar Indonesia. Barang-barang tekstil dari China, kata dia, dikhawatirkan akan membanjiri Indonesia.
“Sehingga bisa menganggu tatanan bisnis garmen atau pun tekstil yang ada di Indonesia. Jadi, kita sedang menunggu bagaimana kebijakan pemerintah di dalam mengatasi hal tersebut,” ujarnya.
Di tengah tantangan tersebut, tahun ini BELL membidik pertumbuhan penjualan dan laba bersih sebesar 10%.
Untuk mencapai target tersebut, beberapa strategi yang dilakukan manajemen BELL, diantaranya melakukan peremajaan mesin dengan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi produksi. Kemudian, pengembangan produk yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Perseroan juga akan mengembangkan Trisula Innovation Center (TIC) untuk mempercepat dan mendorong inovasi yang terintegrasi dari sektor tekstil hingga garmen.
BELL juga melakukan konsolidasi dari back office untuk meningkatkan efektifitas operasional.
Perseroan juga secara konsisten memperkenalkan produk baru di divisi ritel untuk memperluas pangsa pasar.
“Capex yang akan kita keluarkan tahun ini adalah Rp17 miliar. Sebanyak Rp12 miliar kami akan gunakan untuk pembangunan Trusula Inovation Center,” ujar Karsongno.
Sementara Rp5 miliar digunakan untuk pengembangan bisnis ritel.
Selama ini, di bisnis ritel BELL memiliki dua brand yaitu JOBB dan Jack Nicklaus. JOBB memiliki 134 outlet dan Jack Nicklaus memiliki 51 outlet, termasuk gerainya yang bekerja sama dengan department store di seluruh Indonesia seperti Matahari, Sogo, Metro, Lotte, Yogya, dan lainnya.
Leave a reply
