
Masih Tinggi, Tetapi Trennya Melamah, Inflasi Januari 2023 Sebesar 5,28% (yoy)

Margo Yuwono, Kepala Badan Pusat Statistik
Inflasi tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2023 masih cukup tinggi tetapi trennya terus menurun dari level tertingginya 5,95% pada September 2022 lalu, setelah pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Margo Yuwono, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan tingkat inflasi tahunan pada Januari 2023 sebesar 5,28% atau terjadi peningkatan indeks harga kosumen dari 108,26 pada Januari 2022 menjadi 113,98 pada Januari 2023.
Inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transprotas yaitu 13,91%, dan memberikan andil sebesar 1,67% pada tingkat inflasi tahuan.
Sementara itu, komoditas penyumbang inflasi tertinggi secara tahunan diantaranya adalah bensin dengan andil inflasi sebesar 1,07%, kemudian diikuti bahan bakar rumah tangga dengan andil sebesar 0,24%, beras dengan andil 0,24%, tarif angkutan udara dengan andil 0,19%, rokok kretek filter dengan 0,17%, kontrak rumah dengan andil 0,12%, dan cabe merah dengan andil 0,11%.
“Inflasi tahunan Januari, memang relatif masih tinggi, karena merupakan akumulasi perubahan harga selama satu tahun terakhir termasuk di saat inflasi pasca penyesuaian harga BBM. Namun, demikian kalau kita bandingkan dengan bulan Desember 2022, inflasi Januari ini mengalami pelemahan. Kita tahu bahwa inflasi tahunan di Dersember kemarin sebesar 5,51%. Jadi, di Januari ini ada pelemahan secara year on year kalau dibandingkan kondisi Desember yang mencapai 5,51%,” ujar Margo dalam konferensi pers, Rabu (1/2).
Berdasarkan komponennya, komponen inti mengalami inflasi sebesar 3,27% (yoy), lebih rendah dari inflasi komponen inti pada Desember 2022 yang sebesar 3,36%. Komponen inti ini menyumbang atau memberikan andil kepada inflasi bulan Januari itu sebesar 2,14%.
Sementara itu, komponen harga yang diatur pemerintah pada Januari ini mengalami inflasi sebesar 12,28%, lebih rendah dari bulan Desember 2022 yang sebesar 13,34%. Komponen harga yang diatur pemerintah ini memberikan andil kepada inflasi bulan Januari sebesar 2,17%, dan merupakan andil terbesar untuk inflasi Januari 2023.
Sementara itu, komponen harga bergejolak, mengalami inflasi sebesar 5,71%, lebih tinggi dibandingkan kondisi Desember 2022, yang sebesar 5,61%. Komponen ini memberikan andil kepada inflasi di Januari sebesar 0,97%.
Secara bulanan (month to month), pada Januari 2023 terjadi inflasi sebesar 0,34% atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 113,59 pada Desember 2022 menjadi 113,98 pada Januari 2023.
Inflasi bulanan Januari 2023 ini relatif lebih rendah dibandingkan inflasi Januari tahun 2022 yang sebesar 0,55%. Kelompok pengeluran penyumbang inflasi bulanan Januari 2023 berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Sedangkan penyumbang andil deflasi adalah transportasi.
Komoditas penyumbang inflasi secara bulanan diantaranya berasal dari beras, cabe merah, ikan segar, cabe rawit, rokok kretek filter. Komoditas penyumbang deflasi secara bulanan terbesar berasal dari tarif angkutan udara, bensin, dan telur ayam ras.
Leave a reply
