Maret 2020, Impor Senjata dan Amunisi Militer Melonjak Tajam

Impor senjata dan amunisi militer mengalami lonjakan yang tajam pada Maret 2020 lalu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nila impor senjata dan amunisi militer pada Maret lalu sebesar US$ 186,78 juta.

Nilai impor senjata militer tersebut naik 8.534,99% bila dibandingkan nilai impor senjata militer pada Februari 2020 yang hanya US$ 2,16 juta. Sedangkan bila dibandingkan secara year on year atau dengan Maret 2019, nilai melonjak 9.405,45% dari US$ 1,97 juta pada Maret 2019.

Secara akumulasi, nilai impor senjata pada Januari-Maret 2020 sebesar US$ 203,94 juta, naik 656,73% bila dibandingkan periode Januari-Maret tahun lalu yang sebesar US$ 26,95 juta.

Nilai impor senjata militer pada Maret lalu berkontribusi 14,71% terhadap total impor barang konsumsi pada Maret 2020 yang mencapai US$ 1,27 miliar.

Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan impor barang konsumsi mengalami peningkatan cukup tinggi secara month to month yaitu naik 43,8%, sedangkan secara year on year naik 10,66%.

Kenaikan yang drastis pada impor sejata militer dan amunisi, menurutnya menjadi penyumbang kenaikan impor barang konsumsi pada Maret lalu.

“Ini memang impor yang secara rutin kita lakukan setiap tahun untuk pertahanan dan keamanan negara. Kebetulan pada tahun 2020 ini jatuhnya pada di bulan Maret,” ujar Suhariyanto.

Mengacu pada data BPS yang diperoleh Iconomics, komponen militer yang paling banyak diimpor pada Maret lalu adalah bagian dari peluru untuk senapan dengan nilai impor sebesar US$ 121,45 juta. Selain itu ada juga senjata militer selain revolvers, pistol dengan nilai impor sebesar US$ 63,75 juta.