LPEI: Total Pembiayaan yang Telah Disalurkan Rp 90,2 T Termasuk UMKM Rp 14,5 T

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) telah menyalurkan pembiayaan ekspor senilai Rp 90,2 triliun per Juni 2021. Dari jumlah ini, pembiayaan ekspor untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencapai Rp 14,5 triliun.

“Sektor-sektor yang kita biayai yang paling besar memang di perkebunan perdagangan sawit yang mencapai 14,59%. Khusus untuk UMKM yang jumlahnya seperti yang disebutkan tadi, ada penugasan khusus ekspor (PKE) senilai Rp 408 miliar per Juni 2021,” kata Direktur Eksekutif LPEI Daniel James Rompas dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (12/8).

Daniel mengatakan, dalam setahun terakhir, ada kenaikan pembiayaan ekspor UMKM sekitar Rp 355 miliar dengan sekitar 15 sektor industri. Jika dilihat lebih detail lagi, soal penugasan khusus UMKM itu, ada 59 debitur dengan nilai pembiayaan Rp 408 miliar meski program ini baru diluncurkan pada 2020.

Hasil dari penugasan khusus itu, kata Daniel, mampu menyerap tenaga kerja sekitar 8.730 dengan bidang usaha yang cukup variatif. Juga tujuan ekspornya yang cukup luas. Lebih detail lagi, LPEI memiliki 3 penugasan khusus, pertama PKE usaha, kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor yang programnya hingga 2025. Jumlah sekitar Rp 500 miliar.

Kedua, kata Daniel, PKE trade finance di mana jumlahnya juga mencapai Rp 500 miliar yang sifatnya modal kerja. Ketiga, PKE kawasan yang jumlahnya mencapai Rp 1,6 triliun. Cukup banyak pemerintah mengalokasikan dana untuk pelaku UMKM berorientasi ekspor dengan suku bunga yang sangat atraktif dan menarik karena jauh di bawah tingkat suku bungan komersial yang berlaku.

“Untuk pelaksanaan non-finansial, ada 2 aktivitas besar yaitu Rumah Ekspor yang bertujuan memberikan layanan informasi ekspor, edukasi dan pembiayaan kepada pelaku usaha UMKM berorientasi ekspor. Selanjutnya, Desa Devisa yang bertujuan menciptakan ekspor komoditas unggulan daerah serta menciptakan kesejahteraan kluster komunitas,” kata Daniel.