
Lansia dan Petugas Pelayanan Publik Prioritas Vaksinasi Tahap 2

Tangkapan layar YouTube, Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu/Iconomics
Pemerintah akan memprioritaskan vaksinasi tahap ke-2 kepada petugas pelayanan publik dan kelompok yang lanjut usia (lansia). Vaksinasi ini akan dimulai pada Februari 2021 hingga Mei 2021 dengan jumlah yang mencapai sekitar 38,5 juta jiwa.
“Dari jumlah itu 21 juta jiwa lansia dan sekitar 17 juta petugas pelayanan publik. Setelah selesai nanti Mei 2021, akan dilanjutkan untuk vaksinasi untuk kelompok masyarakat lainnya,” kata Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangan resminya, Senin (15/2).
Maxi Rein menuturkan, pemerintah telah berhasil melaksanakan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan dengan target 1,468 juta orang. Dari jumlah ini vaksinasi telah dilakukan terhadap 1,080 juta tenaga kesehatan termasuk tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun.
Menurut Maxi Rein, dari sisi keamanan, vaksinasi lebih besar manfaatnya ketimbang risiko. Bahkan hingga saat ini tidak ada efek samping atau kejadian pasca-imuninasi yang dilakukan pemerintah terhadap kelompok masyarakat yang menerima vaksin.
“Keberhasilan (vaksin) lebih cepat dari yang ditargetkan sehingga kami akan memperluas cakupan vaksinasi untuk membentuk kekebalan kelompok. Maka tahap ke-2 vaksinasi dilakukan kepada petugas pelayanan public dan kelompok lanjut usia di atas 60 tahun,” kata Maxi Rein.
Pemerintah, kata Maxi Rein, sebelumnya hanya memprioritaskan petugas pelayanan publik di tahap ke-2. Akan tetapi, pemerintah melihat kelompok lansia juga perlu diprioritaskan karena rentan terpapar dan angka kematian karena Covid-19 cukup tinggi.
Sementara petugas pelayanan publik diprioritaskan, kata Maxi Rein, karena interaksi dan mobilitasnya tinggi sehingga rawan terpapar Covid-19. Ketika para petugas pelayanan publik telindungi, maka penurunan penularan virus bisa dikurangi dan beban rumah sakit pun berkurang.
“Kami juga memprioritaskan guru biar pendidikan secara tatap muka bisa dilakukan. Ini juga sebagai strategi untuk menurunkan laju penyebran virus dan mengurangi beban rumah sakit serta membantu tenaga kesehatan,” kata Maxi Rein.
Leave a reply
