
Kuartal Pertama 2022, Realisasi Investasi RI Mencapai Rp282,4 Triliun

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia/iconomics
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia (RI) melaporkan sepanjang kuartal pertama 2022 ini realisasi investasi tumbuh pesat, baik dibandingkan kuartal keempat 2021 (QoQ), maupun dibandingkan kuartal pertama 2021 lalu (year on year/YoY)).
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan jumlah realisasi investasi pada kuartal pertama 2022 adalah Rp282,4 triliun, naik 16,9% dibandingkan kuartal sebelumnya dan naik 28,5% dibandingkan kuartal pertama 2021 lalu. Bahlil mengatakan pertumbuhan investasi baik QoQ maupun YoY merupakan rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
“Ini menunjukkan bahwa kebijakan negara, kebijakan pemerintah dalam meramu strategi investasi ini on the track,” ujar Bahlil dalam konferensi pers laporan realisasi investasi triwulan pertama 2022, Rabu (27/4).
Dari realisasi investasi triwulan pertama ini, jumlah penyerapan tenaga kerja mencapai 319.013 orang tumbuh 2,3% secara year on year.
Tahun 2022 ini, Presiden Joko Widodo menargetkan realisasi investasi mencapai Rp1.200 triliun. Bahlil mengatakan untuk mencapai target tersebut, Kementerian Investasi/BKPM akan memfokuskan investasi pada sektor manufaktur, padat karya dan teknologi tinggi.
Berdasarkan kategori investornya, dari realisasi investasi kuartal pertama 2022 ini, jumlah penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp147,2 triliun, tumbuh 20,5% QoQ dan tumbuh 31,8% YoY. Komposisi PMA terhadap total investasi sebesar 52,1%.
Kenaikan PMA yang tinggi, menurut Bahlil menunjukkan investor global sudah mulai nyaman dan yakin terhadap stabilitas regulasi di Indoensia.
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMND) juga tumbuh cukup tinggi. Realisasi PMDN tercatat sebesar Rp135,2 triliun atau 47,9% dari total realisasi investasi. Realisasi PMDN ini tumbuh 13,3% QoQ dan tumbuh 25,1% YoY.
Secara geografis, investasi di luar Pulau Jawa lebih besar yaitu 52,7% atau Rp148,7 triliun, tumbuh 30% year on year. “Sejak kuartal ketiga 2020, investasi di luar Pulau Jawa sudah mulai membaik ketimbang di Jawa. Ini yang diharapkan oleh Bapak Presiden dalam rangka membangun Indonesia centris, tidak hanya membangun Indonesia pada satu wilayah saja,” ujar Bahlil.
Berdasarkan sektornya, sektor dengan realisasi investasi terbesar adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin da peralatannya yaitu sebesar Rp39,7 triliun. “Ini adalah investasi untuk pabrik, untuk industri. Tahun 2019, (sektor) ini masuk di nomor empat. Sejak 2021 sektor ini menjadi sektor nomor satu,” ujar Bahlil.
Kemudian sektor dengan nilai investasi terbesar lainnya adalah transportasi gudang dan telekomunikasi sebesar Rp39,5 triliun; pertambangan Rp35,2 triliun; perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp24,9 triliun dan sektor listrik, gas dan air sebesar Rp23,1 triliun
Leave a reply
