Konsorsium LG Dikabarkan Batal Investasi Rantai Pasok Baterai EV di Indonesia, Kementerian ESDM: “Kalau Dia Nggak Niat, ya Sudah!”

0
18

Konsorsium perusahaan asal Korea Selatan yang dipimpin LG dikabarkan membatalkan proyek senilai US$7,7 miliar untuk membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

Mengutip Yonhap News Agency, konsorsium yang terdiri atas LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp. telah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia terkait keputusan tersebut.

Konsorsium itu, sebelumnya, telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan perusahaan milik negara untuk membangun “rantai nilai menyeluruh” untuk baterai EV.

Inisiatif tersebut mencakup seluruh proses mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode, dan pembuatan sel baterai.

Mengutip sumber yang tak diungkapkan, kantor berita Korea Selatan itu menulis, keputusan pembatalan proyek itu terjadi karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, khususnya karena perlambatan sementara permintaan EV global.

“Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut,” kata seorang pejabat dari LG Energy Solution.

Namun, LG menyatakan tetap melanjutkan bisnisnya yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power) yang merupakan patungan  dengan Hyundai Motor Group.

Baca Juga :   Bangun Pabrik Baterai, Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution akan Investasikan Lebih Dari US$1 Miliar

Menanggapi keputusan LG tersebut, pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia menyatakan perusahaan Korea Selatan itu memang “tidak ada niat”.

“Kalau misalnya dia nggak niat ya sudah,” ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Tri Winarno kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/4).

Tri mengatakan keputusan konsorsium LG untuk membatalkan investasinya itu tidak menganggu program pemerintah Indonesia untuk melakukan hilirisasi nikel.

Menurutnya, pasti akan ada investor lain yang menggantikan konsorsium tersebut nantinya.

Ditanya mengenai alasan LG mundur, Tri mengatakan perusahaan Korea Selatan itu memang sejak awal tidak menepati janjinya.

“Selalu nggak tepat waktu mereka, sudah berapa tahun. Lu mau bangun rumah, terus abis itu lu harusnya udah groundbreaking, nggak juga. Kan ya udah, berarti dari lu memang nggak anu kan,”ujarnya.

Sebelumnya, pada 2022, pemerintah Indonesia mengapresiasi LG karena telah memulai investasi baterai mobil listrik terintegrasi, kolobarasi dengan perusahaan BUMN di Indonesia.

LG akan membangun prekursor katoda sebagai komponen baterai mobil listrik di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah dengan total investasi mencapaiUS$9,8 miliar atau sekitar Rp142 triliun.

Baca Juga :   Anak Usaha Chandra Asri dan Inalum Berkolaborasi untuk Memperkuat Ekosistem Kendaraan Listrik

“Investasi LG ini merupakan investasi pertama di dunia yang mengintegrasikan produksi kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir. Dimulai dengan penambangan nikel, smelter, pabrik prekursor, pabrik katoda, kemudian baterai listrik, baterai pack hingga mobil listrik, masih ditambah lagi dengan industri daur ulang baterai. Dari hulu sampai hilir, end to end semuanya dikerjakan dalam investasi ini,” ujar Presiden Joko Widodo di Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/6/2022).

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics