Ketua OJK: Penciptaan Lapangan Kerja Baru Jadi Kunci Percepatan Pemulihan Ekonomi

1
406

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan percepatan pemulihan ekonomi hanya bisa dilakukan dengan menciptakan lapangan kerja baru untuk menumbuhkan demand (permintaan) terutama pada kebutuhan-kebutuhan sekunder. Pemulihan ekonomi tidak bisa menunggu sektor-sektor yang saat ini terkena dampak Covid-19 pulih secara alamiah.

Wimboh mengatakan perbankan saat ini sangat siap untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi. Dari sisi permodalan, CAR (capital adequacy ratio) bank yang saat ini berada di level 23% cukup untuk mendukung pertumbuhan. Pasar modal juga saat ini sudah kembali pulih sehingga bisa menjadi sumber pendanaan.

“Ini tinggal bagaimana pengusaha, sektor riil, kita stimulate agar bisa bangkit,” ujarnya Wimboh dalam webinar ‘Memacu Pertumbuhan di Tengah Pandemi’, Selasa (24/11).

Bantuan sosial yang sudah disalurkan pemerintah selama ini, tambah Wimboh hanya bisa menstimulus masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan primernya. “Tetapi tidak bisa dengan bansos itu untuk belanja kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder hanya bisa di-stimulate kalau masyarakat bekerja. Ini kuncinya,” ujarnya.

Baca Juga :   OJK Dukung Kejaksaan Agung Meski Pegawainya Jadi Tersangka Kasus Jiwasraya

Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu lalu mengumumkan jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2020 mencapai 9,77 juta, bertambah sekitar 2 juta dibandingkan posisi pada Agustus 2019 lalu.

“Ini kita harus ciptakan lapangan kerja untuk orang-orang tersebut. Kalau menunggu sektor-sektor yang pada saat ini betul-betul terimbas covid, itu akan lama,” ujarnya.

Sektor-sektor yang terimbas Covid-19 seperti perhotelan, restoran, transportasi, dan lainnya, baru akan pulih bila masyarakat kembali percaya diri untuk beraktivitas tanpa was-was dengan penyebaran Covid-19. Salah satu faktor yang bisa menaikan kepercayaan masyarakat adalah adanya vaksinasi, tetapi vaksinasi sendiri belum sepenuhnya jelas, meskipin riset vaksin menunjukkan adanya efektifitas untuk melawan Covid-19.

Wimboh mengatakan tidak bisa hanya menunggu kepercayaan masyarakat pulih untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Tetapi harus ada stimulus dengan menciptakan lapangan kerja baru.

“Ini yang kita lihat ada beberapa sektor yang mesitnya harus kita dorong untuk mempekerjakan orang. Kami lihat sektor-sektor yang mungkin bisa kita dorong meskipun impact produksinya itu lama, tetapi enggak masalah. Diantaraya perkebunan,” ujarnya.

Baca Juga :   SWI Temukan 120 Entitas Fintech P2P Lending Ilegal di Januari 2020

Wimboh mengatakan banyak perkebunan sawit yang saat ini perlu ditanami kembali (replanting). Kegiatan replanting, tambahnya akan menyerap banyak tenaga kerja mulai dari menggali irigasinya, pemupukan, hingga pemeliharaan tanamannya.

“Sehingga orang-orang yang bekerja itu menjadi punya pendapatan tetap. Kalau punya pendapatan tetap akan bisa untuk mengangsur motor, akan bisa untuk mengangsur rumah. Kalau bisa mengangsur motor bearti pabrik motornya akan bangkit. Untuk angsur rumah, berarti real estate-nya akan bangkit. Bahkan kalau punya sisa uang bisa piknik sehingga nanti bisa jalan,” ujarnya.

Selain sektor perkebuna, sektor lainnya yang bisa mendorong penciptaan lapangan kerja adalah pertanian,  peternakan dan perikanan termasuk proyek-proyek padat karya milik pemerintah.

Menurut Wimboh untuk menggerakan sektor riil ini memang tidak bisa dilakukan oleh sektor swasta sendirian. Tetapi butuh pihak yang mengorkestrasikannya yaitu pemeritah sendiri.

“Perbankannya siap, modalnya siap, likuiditas siap. Suku bunga tidak ada masalah. Ini hanya masalah waktu transmisi saja. Kita akan monitor closely mengenai suku bunga ini, pasti turun,” ujarnya.

Baca Juga :   OJK Resmikan Bank Wakaf Mikro Kedua di Provinsi Lampung

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

1 comment

Leave a reply

Iconomics