Ketua LPS: Tidak Perlu Khawatir dengan Tapering dan Potensi Kenaikan Suku Bunga di Amerika Serikat

0
573

Purbaya optimistis perekonomina nasional di tahun 2022 akan lebih baik dari tahun 2021, meski harus tetap waspada dan tidak boleh lengah dalam mengantisipasi berbagai faktor ketidakpastian yang masih membayangi pemulihan ekonomi global seperti mutasi virus Covid-19.

Indikator dini membaiknya ekonomi Indonesia sudah terlihat dalam sejumlah indiktor. PMI Indoneisa Oktober 2021 naik ke 57,2 dari sebleumnya 52,2. Level PMI Indonesia pada Oktober ini telah menembus level tertinggi sejak April 20211 dan saat ini merupakan yang tertingi di ASEAN 7. Artinya, pelaku usaha melihat prospek ekonomi Indonesia akan semakin membaik di bulan-bulan mendantang.

Berbagai indikator lainnya sepreti indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, dan penjualan semen seluruhnya menunjukkan tren perkembangan yang positif. Indeks keyakinan konsumen di bulan Oktober 2021 naik ke level 113,4 dari bulan sebelumnya yang sebesar 95,5. “Jadi konsumen kita sudah optimis,” ujar Purbaya.

Pertumbuhan penjualan ritel bulan Oktober 2021 diperkirakan sebesar 5,17% yoy. Di sisi lain pertumbuhan konsumsi semen nasional di bulan Oktober 2021 meningkat sebesar 4,6% yoy. Penjualan mobil tumbuh 54,11% yoy di bulan Oktober 2021 dan penjualan motor tumbuh 22,04% yoy pada September 2021.

Baca Juga :   Bos BCA Perkirakan Federal Reserve Belum akan Turunkan Suku Bunga Acuan dalam Waktu Dekat

“Tingginya laju penjualan otomotif secara nasional ini membawa level pejualan otomotif semakin dekat ke level sebelum pandemi. Jadi, ekonomi kita hampir pulih seluruhnya,” ujar Purbaya.

Indikator M0 atau jumlah uang yang beredar juga memperlihatkan tren pertumbuhan dimana pada bulan Oktober 2021 M0 mencatat kenaikan sebesar 15,37%. “Kami di KSSK memastikan bahwa M0 tumbuh positif dan dalam 5 bulan terakhir sudah tumbuh positif dobel digit sempat 20%. Artinya, uang masyarakat sekarang ada di sistem perekonomian, ada juga uang pemerintah di sana, dan uang itu siap untuk membiayai ekspansi ekonomi ke depan. Jadi, ekonomi kita siap untuk tumbuh mungkin tumbuh lebih cepat lagi,” ujar Purbaya.

Pulihnya aktivitas ekonomi dan membaiknya indeks keyakinan konsumen juga telah mendorong deposan untuk menggunakan simpannanya untuk belanja dan berinvestasi. Sementara itu, kredit perbankan sudah tumbuh positif selama 4 bulan terakhir sejak juni 2021. Per september 2021, kredit perbankan telah tumbuh 2,21%. “Pertumbuhan positif ini terjadi baik di sisi kredit konsumsi, modal kerja maupun investasi. Mungkin masih single digit tetapi ini adalah masa awal dari recovery yang makin pasti. Saya yakin pertumbuhan kredit ke depan akan semakin cepat lagi,” ujarnya.

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics