
Kepala BKF: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Masih Kuat, Tapi Tak Setinggi Asumsi Makro

Febrio Nathan Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2023, Kamis (15/12).
Meski daya tahan (resiliensi) ekonomi Indonesia masih cukup kuat dalam menghadapi tekanan perlambatan ekonomi global, namun pemerintah mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan tak akan setinggi dalam asumsi makro yaitu 5,3%.
“Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 diproyeksikan masih cukup kuat meskipun mungkin agak berat untuk setinggi asumsi untuk 2023 di APBN, namun kita perkirakan masih ada di sekitar 5%,” ujar Febrio Nathan Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2023, Kamis (15/12).
Febrio mengatakan sejumlah lembaga internasional, seperti IMF, ADB, Bank Dunia dan konsesus Bloomberg, juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 masih cukup kuat di sekitar 5%.
“Beberapa hal yang kita perkirakan masih bisa terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di sekitar 5% di tahun 2023 adalah ekonomi Indonesia memiliki eksposur yang relatif terbatas terhadap perekonomian global dengan domestic demand yang cukup besar khususnya konsumsi masyarakat,” ujarnya.
Tingkat inflasi sampai sejauh ini, tambahnya, terus terkendali dan berpeluang untuk terus terkendali dan bahkan bisa lebih rendah lagi. Hal ini didukung oleh upaya pengendalian inflasi makanan yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Pusat dan juga Tim Pengedali Inflasi Daerah yang melibatkan banyak sekali stakeholder dari pusat sampai daerah.
Komponen investasi, menurut Febrio, juga masih tumbuh stabil dengan likuiditas perbankan yang masih tumbuh dan cukup ample, serta pengaruh positif booming harga komoditas, dan hilirisasi sumber daya alam yang sudah memperlihatkan hasilnya.
Kinerja ekspor juga diperkirakan masih tumbuh. Sektor manufaktur yang berbasis consumer goods mungkin akan terdampak perlambatan global, namun komposisi ekspor yang cukup besar pada komoditas akan menahan kinerja ekspor Indonesia tidak terlalu turun.
Selain itu terdapat juga tren pergeseran pasar ekspor Indonesia dengan kuatnya permintaan ekspor oleh India, Jepang dan Korea Selatan yang pertumbuhannya meningkat tinggi di tahun 2022.
Leave a reply
