
Kenaikan Volume Dongkrak Nilai Ekspor Oktober 2023

Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa
Kenaikan volume ekspor beberapa komoditas unggulan mendorong kenaikan ekspor secara bulanan pada Oktober 2023, di tengah harga komoditas yang masih menurun.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan nilai ekspor Oktober 2023 menacpai US$22,15 miliar, naik 6,76% dibandingkan September 2023. Ekspor non migas mengalami kenaikan 7,42% dengan nilai ekspor US$20,78 miliar. Sementara, ekspor migas tercatat senilai US$1,37 miliar, turun 2,38% dibandingkan bulan sebelumnya.
Ekspor tiga komoditas non migas ungglan yaitu batubara, minyak kelapa sawit serta besi dan baja – dengan kontribusi 34,03% terhadap ekspor non migas – mengalami kenaikan didorong oleh kenaikan volume ekspor.
Nilai ekspor batubara tercatat sebesar US$2,73 miliar, naik 24,09% dari US$2,20 miliar pada bulan September 2023.
“Penigkatan nilai ekspor batubara lebih didorong oleh peningkatan volume ekspornya. Volume ekspor batubara bulan ini naik 18,21% (secara bulanan),” jelas Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS dalam konferensi pers, Rabu (15/11).
Nilai ekspor minyak kelapa sawit pada Oktober 2023 sebesar US$1,89 miliar, naik 2,71% dari sebelumnya US$1,84 miliar pada September 2023. Kenaikan nilai ekspor minyak kelapa sawit ini juga didorong oleh kenaikan volume ekspor sebesar 6,84%.
Sementara itu, nilai ekspor besi dan baja sebesar US$2,45 miliar pada Oktober 2023, naik 5,6% dari sebelumnya pada September 2023 sebesar US$2,32 miliar.
“Untuk komoditas besi dan baja mengalami kenaikan nilai ekspor baik secara bulanan maupun tahunan, yang lebih didorong oleh peningkatan volume ekspornya,” ujar Ismartini.
Meski secara bulanan ekspor mengalami kenaikan, Ismartini mengatakan, secara tahunan atau dibandingkan Oktober tahun lalu, nilai ekspor Oktober 2023 mengalami penurunan cukup dalam yaitu sebesar 10,43%.
“Kontraksi ini didorong oleh penurunan ekspor non migas dan melanjutkan tren yang terjadi sejak awal tahun terutama disebabkan oleh harga-harga komoditas unggulan di pasar global yang lebih rendah dibandingkan dengan kondisi tahun lalu,” ujar Ismartini.
Secara kumulatif, pada periode Januari-Otober 2023, total ekspor mencapai US$214,41 miliar atau turun 12,15% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Ekpsor non migas mencapai US$201,25 miliar atau turun 12,74%.
Kembali Surplus
BPS melaporkan, neraca perdagangan Indonesia masih melanjutkan tren surplus yang terjadi sejak Mei 2020. Surplus terjadi karena nilai impor yang lebih rendah dibandingkan ekspor.
Pada Oktober 2023, nilai impor mencapai US$18,67 miliar atau naik 7,68% secara bulanan. Impor migas senilai US$3,21 miliar, turun 3,66% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, impor non migas senilai US$15,47 miliar, naik 10,37% dibandingkan bulan sebelumnya.
Secara tahunan, nilai impor Oktober 2023 turun 2,42%. Secara tahunan impor migas turun 4,68% dan impor non migas turun 1,94%, melanjutkan tren penurunan yang sudah terjadi pada bulan sebelumnya.
Total impor Januari-Oktober 2023 mencapai US$183,19 miliar, atau turun sebesar 7,77% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor non migas mencapai US$154,22 miliar, turun 6,08% dan impor migas mencapai US$28,97 miliar, turun 15,81%.
Dengan demikian, pada Oktober 2023, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar US$3,48 miliar, lebih tinggi dibandingkan surplus September 2023 yang sebesar US$3,41 miliar.
Sementara, secara kumulatif, sepanjang Januari-Otober 2023, nilai surplus perdagangan Indonesia mencapai US$31,22 miliar, lebih rendah dibandingkan surplus pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$45,44 miliar.
Leave a reply
