Kementerian ESDM Tegur Freeport Indonesia Atas Keterlambatan Pembangunan Smelter

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menyampaikan teguran kepada manajemen PT Freeport Indonesia atas keterlambatan pembangunan smelter tembaga di Grestik Jawa Timur.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan perkembangan pembangunan smelter tembaga PT Freeport Indonesia sampai saat ini baru mencapai 5,8% dan direncanakan beroperasi pada tahun 2023 dengan kapasitas 2 juta konsentrat tembaga per tahun.

“Terkiat evaluasi atas perkembangan pembangunan smelter tembaga PT FI  Kementerian ESDM telah menyampaikan surat teguran nomor 1197/36/Ditjen Minerba tanggal 30 Septeber 2020, atas terlambatnya konstruksi pembangunan fasilitas pemurnian PT Freeport Indonesia tersebut,” ujar Arifin saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (23/11).

Arifin menyampaikan manajemen PT FI sudah menyampaikan tanggapan atas surat teguran tersebut pada 11 November lalu.  “PT FI telah menyampaikan tanggapan atas surat teguran tersebut bahwa PT FI telah memberikan notice to proceed ke Chiyoda (kontraktor) untuk melakukan pekerjaan test piling. Chiyoda telah melakukan pengadaan dan mobilisasi peralatan serta pekerja ke Gresik,” ujarnya.

Kegiatan fisik untuk test pile (uji pembebanan tiang) di area pembangunan smelter, tambah Airifn baru dapat dilakukan pada akhir November 2020 karena ada kendala Covid-19.

“Akibat dari pandemi Covid-19 ini pembangunan smelter mengalami beberapa kendala tertundanya antara lain delivery peralatan maupun kedatangan tenaga ahli dari luar negeri dan penerapan PSBB di Indonesia menghambat mobilisasi tenaga kerja dan logistik dan kesepakatan pendanaan yang terpaksa harus ditunda,” ujarnya.

Sebelumnya disebutkan nilai investasi yang dianggarkan Freeport untuk membangun smelter hampir mencapai US$ 3 miliar. Dari jumlah itu, sekitar US$ 2,8 miliar seperti disebutkan Presiden Direktur Freeport Tony Wenas berasal dari pinjaman 9 bank.