Kementan Ungkap Alokasi Pupuk Subsidi yang Berkurang Drastis Jadi Biang Penurunan Produksi Padi

0
27

Kementerian Pertanian [Kementan] mengungkapkan produksi padi Indonesia menurun karena luas tanam yang menurun dan juga alokasi pupuk bersubsidi yang berkurang drastis pada 2023 dan 2024.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, 13 Maret, mengungkapkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) luas tanam padi selama masa tanam Oktober 2023-Februari 2024 sebesar 5,4 juta hektar, turun 1,9 juta hektar atau 26,2% dari 7,44 juta hektar pada masa tanam Oktober-Februari tahun 2015-2019.

“Penurunan luas tanam ini tentunya sangat berpengaruh pada luas panen yang berdampak pada penurunan produksi padi yang dihasilkan,” ujar Amran.

Namun, ia tidak mengungkapkan volume produksi padi pada masa tanam Oktober 2023-Februari 2024.

Selain karena penurunan luas tanam, Amran menyampaikan, Kementerian Pertanian mengidentifikasi masalah alokasi pupuk subsidi juga menjadi penyebab tidak optimalnya produksi padi.

Tahun 2023, alokasi pupuk subsidi sebesar 6,13 juta ton dan tahun 2024 ini 4,73 juta ton. Padahal pada periode 2014 hingga 2018, alokasi pupuk subsidi mencapai 9,55 juta ton.

Baca Juga :   Ombudsman Sebut Pemerintah Belum Penuhi 12 Indikator untuk Impor Beras

Akibat alokasi pupuk yang bekurang, Amran mengatakan “tidak semua petani mendapatkan akses pupuk.”

Karena itu, Amran mengatakan, Kementerian Pertanian telah mengupayakan agar alokasi pupuk subsidi ini kembali ke 9,55 juta ton. Usulan ini pun sudah dibahas dalam Rapat Kabinet yang dihadiri Presiden Joko Widodo.

“Bapak Presiden sudah dua kali setuju pada saat Ratas [rapat terbatas] dan Rakortas [rapat koordinasi terbatas], sudah setuju, tetapi realisasinya sampai hari ini tidak ada,” ujar Amran.

Amran mengungkapkan penambahan alokasi pupuk subsidi menjadi sebesar 9,55 juta ton itu belum terealisasi karena belum ada Surat Keputusan [SK] Menteri Keuangan.

Pasokan beras Juni-Oktober mengkhawatirkan

Meski ada penurunan luas tanam pada masa tanam Oktober 2023-Februari 2024, Amran memastikan kebutuhan beras bulan Maret hingga Mei 2024 dalam kondisi aman.

“Masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan pangan selama Ramadan dan Idul Fitri 1445 hijriah,” imbuhnya.

Namun, ia menambahkan, Kementerian Pertanian khawtir pasokan untuk Juni hingga Oktober 2024, karena luas tanam pada Februari 2024 hanya 810.781 hektar. Padahal biasanya, luas tanam pada Februari berada di level 1,05 juta.

Baca Juga :   KPK Akan Panggil Ulang Mentan Syahrul Pekan Depan Dugaan Korupsi di Kementan

“Selain itu, kondisi harga beras naik kurang lebih 56% akibat dampak El Nino, sehingga kami menganggap kondisi ini merupakan darurat pangan yang harus segera dicarikan solusi,” ujarnya.

Apa upaya untuk meningkatkan produksi padi?

Selain alokasi pupuk subsidi yang mesti ditingkatkan kembali ke level 9,55 juta ton, Amran mengatakan, Kementerian Pertanian juga mengupayakan perluasan areal tanam dan program pompanisasi air sungai di 11 provinsi penghasil padi. Pompanisasi dilakukan untuk mengatasi kekeringan akibat curah hujan yang tak menentu.

Program pompanisasi ini, kata dia, menyasar 500 ribu hektar lahan persawahan di Jawa dan 500 ribu hektar di luar Jawa, serta 500 ribu hektar padi gogo.

“Kementerian Pertanian berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk pompanisasi di saluran primer dan sekuneder,” ujarnya.

Kementerian Pertanian, tambah Amran, juga melakukan optimalisasi lahan rawa seluas 400 ribu hektar yang dilakukan di 10 provinsi untuk menambah luas areal tanaman padi.

Leave a reply

Iconomics