
Kemenkomarves Beberkan Strategi Indonesia Melakukan Transisi Energi

Direktur Pendukung Industri dan Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Yudi Prabangkara/Dok. Iconomics
Energi berkelanjutan di Indonesia saat ini benar-benar mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah. Indonesia memiliki visi Indonesia 2060 dengan target Net Zero Emission.
Direktur Pendukung Industri dan Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Yudi Prabangkara menjelaskan bahwa Indonesia memiliki tantangan dalam menghadapi transisi energi. Tantangan tersebut ialah bagaimana caranya Indonesia agar beralih ke energi fosil dari yang tadinya fosil. Dan bagaimana caranya permintaan akan energi menjadi energi yang ramah lingkungan.
“Dua tahun yang lalu kita masih bisa berkelit dengan menggunakan energi-energi yang berbasis fosil tapi tahun ini tidak bisa lagi. Maka itu kita membutuhkan sebuah konsep yang bisa mengakomodir hal-hal ini,” kata Yudi pada 13 Desember 2022.
Tantangan berikutnya adalah cara Indonesia bertransformasi menjadi sebuah negara industri. Sehingga dibutuhkan sebuah konsep besar atau master plan di dalam transisi energi.
Kemenkomarves menjelaskan beberapa strategi yang saat ini masih dalam penyempurnaan. Strategi yang pertama adalah memperbesar kapasitas penggunaan energi terbarukan. Kemudian, mengefisiensi energi dengan menggunakan konsep renewable energi. Ketiga, melakukan upaya introduksi teknologi yang tepat untuk dapat diaplikasikan secara maksimal di Indonesia.
Deputi Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenkomarves Rachmat Kaimuddin juga menjelaskan kesiapan Indonesia dalam proyek strategis pengembangan energi baru.
“Indonesia kini bersiap untuk mempersiapkan proyek-proyek strategis yang melibatkan pengembangan energi baru dan teknologi pintar untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau bahkan lebih awal. Saat, kami bergerak maju untuk mempromosikan pengembangan hijau dan masa depan yang cerdas, kami ingin mengundang Siemens sebagai salah satu perusahaan teknologi terkemuka untuk berpartisipasi dalam sektor-sektor tersebut,” kata Rachmat.
Terkait regulasi dalam mendukung akselerasi pembangunan energi terbarukan, sudah ada Perpres yang mengatur tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan. Terdapat pula Inpres yang berisi tentang penggunaan kendaraan bermotor listrik sebagai kendaraan dinas operasional.
“Hal-hal itu yang memang kita bisa dorong untuk bisa mengakselerasi pembangunan pencapaian energi baru terbarukan di Indonesia. Sempurna? Belum. Jadi kita masih melakukan penyempurnaan ke depan mengikuti perkembangan yang ada. Dalam transisi energi ini kita menginginkan kita akan menjadi pemain bahkan menjadi global player. Artinya kita menginginkan tumbuh kembangnya industri untuk bahan baku atau mesin-mesin untuk menopang energi baru terbarukan,” kata Yudi.
Leave a reply
