
Kadin Ajak Pelaku Usaha untuk Berkomitmen pada Pengurangan Emisi Karbon

Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Terbarukan Kadin Indonesia Muhammad Yusrizki
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyatakan dukungannya pada upaya bersama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mengatasi pemanasan global.
Indonesia, dalam Paris Agreement memiliki komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca atau CO2 sebesar 29% pada tahun 2030 apabila menggunakan upaya sendiri atau 41% apabila mendapatkan dukungan dan kerja sama internasional.
Muhammad Yusrizki, Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Terbarukan Kadin Indonesia mengatakan dibutuhkan kolaborasi semua pihak untuk mewujudkan komitmen menurunkan emisi gas rumah kaca tersebut. Sebagai perwakilan sektor swasta, yang juga merupakan penyumbang emisi, Kadin Indonesia menyatakan berpartisiasi aktif dalam upaya bersama tersebut.
“Jadi, tidak bisa tidak, tanpa keterlibatan swasta sebagai emitter juga, jangan lupa bahwa kalau pemerintah bilang mereka mau net emission tahun 2060, kita sebagai penyumbang atau emitter juga, swasta harus punya cara untuk berkontribusi,” ujar Yusrizki dalam acara Road to COP26 Indonesian Pathway for Net Zero Emission-Energy Transition, Kamis (21/10).
Menurut Yusrizki, Paris Agreement memiliki kelamahan karena tidak mengikat secara hukum (legal binding) bagi negara yang tidak mewujudkan Nationally Determined Contribution (NDC). Ketiadaan legal binding ini memungkinkan adanya free rider yang tidak berpartisipasi dalam upaya bersama menurunkan emisi gas rumah kaca ini.
Namun, negara-negara yang berkomitmen tentu akan menciptakan instrumen seperti melalui mekanisme pajak karbon dan perdagangan karbon.
“Jadi, ancaman daya saing produk-produk kita bukan cuma sekedar ilusi tetapi ini adalah the only way untuk menghindari banyak free rider dalam konteks tadi Paris Agreement karena tadi tidak ada legal binding,” ujarnya.
Karena itulah, Kadin Indonesia mengajak sektor swasta di Indonesia untuk menyatakan komitmennya pada upaya pengurangan emisi ini. Saat ini, menurutnya baru sebagian kecil perusahaan seperti Indika Group, APRIL, Gojek dan PLN yang sudah mendeklarasikan diri sebagai sebagai net zero company.
“Maka hari ini, Kadin ingin mengajak lebih banyak lagi perusahaan swasta untuk membangun journey-nya menjadi net zero company. Ini bukan cuma big company, kalau bisa juga UMKM yang menguasai 99% dari sisi jumlah company atau enititas bisnis yang ada di Indonesia, mungkin juga peyumbang (emisi) yang paling banyak,” ujarnya.
Leave a reply
