Jokowi: Hilirisasi Penting demi Kemajuan Indonesia di Masa Depan

0
176
Reporter: Rommy Yudhistira

Hilirisasi disebut penting demi kemajuan Indonesia di masa mendatang. Apalagi hilirisasi tidak sekadar mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi, tapi berkaitan dengan transfer teknologi, sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir dampak lingkungan.

Menurut Presiden Joko Widodo, pemerintah tidak hanya fokus pada hilirisasi komoditas mineral, tapi juga non-mineral seperti kelapa sawit, rumput laut, dan komoditas potensi lainnya. Komoditas tersebut dinilai mampu mengoptimalkan kandungan lokal yang bermitra dengan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), petani, serta nelayan.

“Jadi, manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil. Upaya ini sedang kita lakukan dan harus terus dilanjutkan,” kata Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR bersama DPR dan DPD dalam rangka HUT ke-78 RI, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).

Dalam mewujudkan hal tersebut, kata Jokowi, membutuhkan waktu yang panjang. Untuk membawa Indonesia Emas 2045, membutuhkan kerja keras dan pengorbanan sehingga dalam waktu jangka pendek ini akan mempengaruhi pendapatan negara.

Apabila hilirisasi bisa dijalankan dengan baik, kata Jokowi, maka hal tersebut dapat membawa perubahan yang signifikan terhadap perkembangan bangsa Indonesia. “Tapi jika ekosistem besarnya sudah terbentuk, jika pabrik pengolahannya sudah beroperasi, saya pastikan ini akan berbuah manis pada akhirnya, terutama bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujar Jokowi.

Baca Juga :   Komisi XI Dukung Bank Mandiri Jalankan Strategi Ekspansi Kredit untuk Perkuat Bisnis

Sebagai gambaran, kata Jokowi, investasi nikel telah berkembang dengan pesat, setelah pemerintah mengambil langkah penghentian ekspor  pada 2020. Saat ini, terdapat 43 industri pengolahan nikel yang akan membuka peluang kerja bagi masyarakat.

Berdasarkan hitungan pemerintah, kata Jokowi, dalam 10 tahun diperkirakan pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai Rp 153 juta atau setara dengan US$ 10.900. Dalam 15 tahun, pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai Rp 217 juta atau US$ 15.800. Dan, dalam 22 tahun, pendapatan per kapita Indonesia diperkirakan mencapai Rp 331 juta atau US$ 25 ribu.

“Sebagai perbandingan, tahun 2022 kemarin kita berada di angka Rp 71 juta. Artinya, dalam 10 tahun lompatannya bisa lebih dari 2 kali lipat lebih,” kata Jokowi lagi.

Karena itu, kata Jokowi, para pemimpin Indonesia di masa mendatang agar meneruskan tongkat estafet pembangunan yang sudah dikerjakan pemerintahan saat ini. Konsistensi reformasi struktural, sinkronisasi dan penyederhanaan regulasi, perizinan, kepastian hukum, serta pencegahan korupsi dinilai menjadi bekal untuk meraih kemajuan itu.

Baca Juga :   2 Pengamat Sebut Wakil Ketua DPR Ini Layak Jadi Menkopolhukam

“Karena yang dibutuhkan adalah napas yang panjang. Karena kita tidak sedang jalan sore. Kita juga tidak sedang lari sprint. Tapi yang kita lakukan harusnya adalah lari maraton untuk mencapai Indonesia emas,” tutur Jokowi.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics