
ISEI : 5 Faktor Kunci Kesuksesan Ekonomi dan Keuangan Syariah

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi/iconomics
Meski potensinya besar, ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia masih ketinggalan dibandingkan negara dengan mayoritas muslim lainnya. Pemerintah sendiri sudah melakukan sejumlah upaya untuk membangunkan apa yang disebut Presiden Joko Widodo sebagai ‘raksasa yang sedang tidur’ ini.
Inarno Djajadi, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta mengatakan belajar dari kesuksesan di negara lain, terdapat lima faktor kunci sukses dalam mendorong perkembangan ekonomi dan keuangan syariah suatu negara.
Pertama, adalah dukungan penuh dari pemerintah. Kedua, dicanangkan sebagai program nasional. Ketiga, adanya badan khusus untuk koordinasi lintas otoritas. Keempat, fokus memanfaatkan keunggulan kompetitif suatu negara. Dan kelima, strategi nasional yang mencakup reformasi struktural pemerintah maupun paradigma masyarkat.
“Di Indonesia pemerintah telah memberikan dukungan nyata melalui peluncuran master plan ekonomi syariah Indonesia sebagai program dan strategi nasional oleh Bapak Presiden Republik Indoneisa pada 14 Mei 2019,” ujar Inarno dalam webinar ‘Era Baru Pembayaran Syariah di Indonesia’, yang digelar ISEI Jakarta, Rabu (17/3).
Dukungan pemerintah lainnya adalah pembentuan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah sebagai badan khusus untuk koordinasi lintas otoritas yang bertujuan untuk memperluas pengembangan dan sinergi antara sektor ekonomi syariah dan keuangan syariah nasional. Dengan demikian, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dapat lebih dipercepat dan diperluas demi memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Sebagai hasilnya, Inarno mengatakan, berbagai upaya nyata pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia pada 2-3 tahun terakhir telah menempatkan Indonesia sebagai the best five pelaku eknomi syariah global. Hal ini terlihat dari peringkat Global Islamic Economy Indicator Indonesia yang naik menjadi peringkat 4 dunia di tahun 2020 dan sebelumnya peringkat 10 di tahun 2018.
Selain itu, hampir seluruh sektor prioritas ekonomi syariah seperti halal food, modest fashion, muslim trendy travel, masuk dalam peringkat 10 besar global.
Dari sisi pasar modal syariah, lanjut pria yang juga sebagai Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia ini, Indonesia meraih penghargaan The Best Islamic Capital Market pada ajang penghargaan Internasional Global Islamic Award secara berturut-turut dalam 2 tahun terakhir ini.
Ekonomi dan keuangan syariah, menurut Inarno, dapat turut mendorong proses pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi ini. Dukungan pembiayaan dari lembaga keuangan syariah dibutuhkan untuk mejaga pemulihan di sektor prioritas.
Dari sisi pemerintah, dukungan pembiayaan diwujudkan melalui penerbitan SBSN untuk membiayai pembangunan prasarana publik serta green sukuk untuk mendukung kelestarian lingkungan.
Sementara dari sisi industri perbankan syariah melalui penyaluran pembiayaan atau kredit. Selama tahun 2020 pembiayaan yang disalurkan melalui perbankan syariah tumbuh sebsar 8% YoY lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional yang secara total terkontraksi sekitar -2,41% YoY.
Selain itu, pembentukan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang secara resmi diluncurkan pada 1 Februari 2021 lalu tentunya menciptakan framing kekuatan kapital serta perluasan jangkauan dan fasilitas mengingat sebelumnya ketiga bank yang dimerger tersebut memiliki visi dan segmentasi yang berbeda-beda. “Dengan mergernya ketiga bank syariah tersebut diharapkan BSI dapat menjadi game changer dalam akselerasi implementasi ekosistem ekonomi dan keuangan di Indonesia,” ujar Inarno.
Leave a reply
