Inflasi Tahun 2023 Sebesar 2,61%, Beras Jadi Penyumbang Nomor Satu

0
113

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat inflasi tahun 2023 – secara year on year dan year to date – mencapai 2,61%. Tingkat inflasi ini – di luar periode pandemi tahun 2020 dan 2021 – merupakan terendah dalam 20 tahun terakhir dan berada dalam rentang tingkat inflasi yang ditergetkan Bank Indonesia yaitu 3,0±1%.

Sementara itu, secara bulanan pada Desember 2023, tingkat inflasi sebesar 0,41% dan merupakan tingkat inflasi bulanan tertinggi sepanjang tahun 2023.

Amalia A.Widyasanti, Plt.Kepala BPS menyampaikan jika dirinci berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi 2,61% pada tahun 2023 terutama bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Inflasi pada kelompok ini pada tahun 2023 sebesar 6,18% dan memberikan andil  sebesar 1,60% terhadap inflasi tahunan tahun 2023.

“Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini adalah beras dengan andil inflsi sebesar 0,53%,” ujar Amalia dalam konferensi pers, Selasa (2/1).

Selain beras, komoditas peyumbang inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau adalah cabe merah dengan andil inflasi sebesar 0,24%, rokok kretek filter dengan andil inflasi sebesar 0,17%, cabe rawit dengan andil sebesar 0,10% dan bawang putih dengan andil inflasi sebesar 0,08%.

Baca Juga :   Okupansi Hotel Membaik Seiring Pelonggaran Mobilitas Sosial

Di luar kelompok makanan, minuman dan tembakau, komoditas peyumbang inflasi tahunan terbesar lainnya adalah emas perhiasan dengan andil sebesar 0,11% dan tarif angkutan udara dengan andil sebesar 0,08%.

Amalia mengungkapkan pada Desember 2023, beras masih mengalami inflasi bulanan yaitu sebesar 0,48%. Namun, tingkat inflasi beras ini relatif lebih rendah dibandingkan Desember tahun sebelumnya yang mencapai angka 2,30%.

Jumlah kota yang mengalami inflasi beras pun mengalami penurunan pada Desember 2023.  Sebanyak 56 kota  mengalami inflasi beras, 23 kota mengalami deflasi harga beras dan di 11 kota lainnya harga beras stabil.

“Jumlah kota yang mengalami inflasi beras semakin berkurang jika dibandingkan dengan 4 bulan sebelumnya,” ujarnya.

Inflasi beras terjadi seiring dengan kenaikan harga gabah di tingkat petani dan kenaikan harga beras di tingkat penggilingan dan pedagang.

Pada Desember 2023, harga gabah kering panen di tingkat petani naik sebesar 0,12% secara month to month dan naik sebesar 19,58% secara year on year.  Harga gabah kering giling juga naik sebesar 1,70% secara month dan month dan naik sebesar 29,37% secara year on year.

Akibat kenaikan harga gabah ini, harga beras pun mengalami kenaikan di semua rantai distribusi. Harga beras di penggilingan pada Desember 2023 naik sebesar 0,73% secara month to month dan naik sebesar 24,07% secara year on year.

Harga beras grosir pada bulan Desember 2023 naik sebesar 0,58% secara month to month dan naik sebesar 18,44% secara year on year.

Harga beras eceran pada bulan Desember 2023 naik sebesar 0,48% month to month dan naik sebesar 17,07% secara year on year on year.

Untuk menahan laju kenaikan harga beras di dalam negeri, jalan pintas pun dilakukan pemerintahan Joko Widodo. BPS mencatat adanya peningkatan impor beras pada tahun 2023.

Baca Juga :   Anggota Komisi IV DPR Desak Kementan Evaluasi Program Kartu Tani Senilai Rp 300 M

Hingga November tahun 2023, BPS  mencatat total volume impor beras sebesar 2,53 juta ton dengan nilai US$1,45 miliar.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics