
Inflasi September 2022 Tertinggi Sejak Desember 2014, Penyebabnya Sama

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat inflasi September 2022. Inflasi pada bulan tersebut mengalami kenaikan, bahkan kenaikan tertinggi sejak Desember 2014.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan sejumlah langkah-langkah yang dilakukan pemerintah, baik yang memicu kenaikan inflasi maupun serangkaian kebijakan untuk mengelola inflasi. Ia mengatakan Pemerintah telah mengambil keputusan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), yaitu Pertalite, Solar dan Pertamax, dimana Pertalite naik 30,72%, Solar naik 32,04% dan Pertamax non subsidi naik 16,00% pada 3 September.
Margo juga melihat kebijakan untuk meredam inflasi, seperti subsidi atas kenaikan tarif transportasi umum, subsidi biaya angkut komoditas,seperti telur, bawang merah, bawang putih dll. Kemudian ada kebijakan bantuan langsung tunai BBM, bansos untuk masyarakat yang sangat membutuhkan, bantuan pembelia bahan baku untuk UMKM, dan bantuan subsidi upah (BSU).
“Jadi kebijakan pemerintah ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga-harga sebagai akibat penyesuaian harga BBM,” kata Kepala BPS saat konferensi pers.
Kepala BPS juga menyebut di bulan September ini ada informasi panen raya holtikultura seperti bawang merah, cabai merah di beberapa wilayah sentra produksi. Hal ini akan berpengaruh pada perkembangan harga di holtikultura.
“Catatan peristiwa yang ingin saya sampaikan bahwa di bulan September ada kebijakan dari Bank Indonesia dalam rangka menahan laju inflasi. Di Bulan September ini, menaikkan suku bunga BI7DRR pada 23 Agustus dan 22 September 2022 untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi kembali pada sasaran yang ditetapkan pemerintah,” kata Margo Yuwono.

Inflasi September 2022/Dok. BPS
Menurut Kepala BPS, berdasarkan pantauan BPS di 90 kota pada September 2022 terjadi inflasi sebesar 1,17% atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 111,57 pada Agustus 2022 menjadi 112,87 pada September 2022.
“Jika dilihat penyambang inflasi September ini diantaranya berasal dari kenaikan bensin, tarif angkutan dalam kota, beras, solar, tarif angkutan antar kota, tarif kendaraan online dan juga bahan bakar rumah tangga,” ungkap Margo Yuwono.
Ia menyebut inflasi September 2022 yang sebesar 1,17% ini merupakan tertinggi sejak Desember 2014. Kala itu terjadi inflasi 2,46% sebagai akibat kenaikan harga BBM pada bulan November 2014.
Kepala BPS juga menyampaikan tingkat inflasi tahun kalender (September 2022 terhadap Desember 2021) menjadi 4,84% dan inflasi tahun ke tahun (September 2022 terhadap Semptember 2021) menjadi 5,95%.
Ada 88 kota yang mengalami inflasi. Inflasi tertinggi sebesar 1,87% di Bukit Tinggi. Penyebab utamanya adalah kenaikan bensin, beras, angkutan dalam kota, dan angkutan antar kota. Adapun inflasi terendah di Merauke. Dua kota lainnya yang mengalami deflasi adalah Manokwari dan Timika.
Leave a reply
