Inflasi Inti Masih Terkendali, Bank Indonesia Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan

0
168

Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah, di tengah kenaikan inflasi dan suku bunga di berbagai negara. BI beralasan meskipun secara umum inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia pada Juni lalu sudah mencapai 4,35% year on year, tetapi inflasi inti msaih rendah yaitu 2,63%.

“Dengan asesmen yang menyeluruh dari sisi ekonomi global, domestik, maupun kondisi makro ekonomi, sistem keuangan, moneter dan juga sistem pembayaran, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juli 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 2,75% dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 4,25%,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo membacakan hasil RDG,   dalam konferensi pers, Kamis (21/7).

Suku bunga kebijakan tersebut merupakan titik terendah sepanjang sejarah dan berada pada posisi tersebut sejak Februari 2021 lalu.

Perry mengatakan keputusan mempertahankan suku bunga rendah ini konsisten dengan perkiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlamabatan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Baca Juga :   Inflasi Indonesia Masih Terkendali, Analis Maybank; BI Tak Naikan Suku Bunga Acuan dalam RDG April Ini

“Bank Indonesia terus memwaspadai risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti ke depan, serta memperkuat respons bauran kebijakan moneter yang diperlukan baik melalui stabilisasi nilai tukar Rupiah, penguatan operasi moneter, dan suku bunga,” ujar Perry.

Dalam sesi tanya jawab dengan media, Perry menjelaskan Bank Indonesia membuat keptusan suku bunga BI Rate berdasarkan asesmen dan proyeksi inflasi ke depan, khususya inflasi inti, dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi.

“Meksipun IHK itu naik, tetapi inflasi intinya masih terkendali. Sementara, kita juga perlu mencegah risiko perlambatan ekonomi domestik. Dari sisi perbankan masih terus bergirah mendorong kredit. Permintaan kredit juga naik,” jelasnya.

Perry mengungkapkan per Juli 2022, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 10,66% yoy, bahkan pertumbuhan kredit UMKM tumbuh lebih tinggi  yaitu 17,37% yoy.

“Ini (pertumbuhan kredit) juga menjadi bagian pertimbangan Bank Indonesia dalam merumuskan kebijakan suku bunga,” ujar Perry.

 

Leave a reply

Iconomics