Inflasi AS Menurun, Chatib Basri Perkirakan The Fed Masih Tetap Terus Naikkan Suku Bunga, Sampai Kapan?

0
320

Meski tingkat inflasi di Amerika Serikat mencapai titik balik (inflection point), namun Ekonom Chatib Basri menilai Bank Sentral negara itu, The Fed, masih akan terus menaikkan suku bunga acuannya.

Terbaru, pada Rabu (14/12), The Fed menaikkan Fed Fund Rate sebesar 50 basis poin ke level 4,25–4,5%. Sementara di sisi lain, tingkat inflasi di negeri Paman Sam itu sudah relatif terkendali ke level 7,1% (yoy), setelah pernah mencapai level tertinggi 9,1% (yoy) pada Juni lalu.

Meski inflasi sudah mencapai titik balik, namun menurut Chatib inflasi inti di Amerika Serikat masih tinggi yaitu 0,2% (mom) dan 6% (yoy). Hal ini terjadi karena sisi permintaan (demand) masih tinggi, sementara dari sisi suplai masih ada masalah di sisi ketersediaan tenaga kerja. Beveridge curve di Amerika menunjukkan lowongan pekerjaan (job vacancy) tersedia banyak, sementara tingkat pengangguran sudah di level sangat rendah. Kondisi pasar tenaga kerja inilah yang mengerek inflasi di Amerika Serikat.

“Itu sebabanya, maka dugaan saya, The Fed belum akan menurunkan bunga,” ujar Chatib dalam acara Sarasehan Top Executive AAJI, Jumat (16/12).

Baca Juga :   Fed Fund Rate Kemungkinan akan Capai 5,75%, Apa Strategi Bank Indonesia Cegah Capital Outflow?

Namun, meskipun The Fed masih akan terus menaikkan suku bunganya, Chatib memperkirakan besaran kenaikannya semakin berkurang, tidak lagi seagresif sebelum-sebelumnya.

“Kalau tadiya kenaikannya 75 basis poin, beberapa hari yang lalu naiknya 50 (bps). Ini masih akan terus (naik) 50, 50 sampai nanti mungkin peak-nya di akhir 2023. Setelah itu baru ada possibility untuk lowering the interest rate,” jelas Menteri Keuangan RI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Chatib menduga The Fed akan menaikkan suku bunganya hingga mencapai level 5% hingga 5,25%.

“Kalau The Fed itu menaikkan hingga 5%-5,25%, maka spred-nya terhadap Bank Indonesia at least 150-200 basis poin. Berarti BI Rate itu mungkin akan ada pada kisaran di sekitar 6,75% atau 7,25%, mungkin di pertengahan 2023,” ujar Chatib.

Leave a reply

Iconomics