
Indonesia Rawan Bencana Konsekuensi Logis Diapit 3 Lempeng Utama

Tangkapan layar YouTube, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono/Iconomics
Indonesia merupakan negara yang berpotensi mengalami bencana baik karena gunung berapi maupun gempa bumi. Untuk kejadian letusan gunung berapi sebenarnya bukan sesuatu yang heran karena ada 127 gunung berapi aktif di Indonesia dan 67 di antaranya sangat aktif.
“Karena itu, perlu dijaga oleh kami di sini di pusat dan mitigasi bencana Kementerian ESDM. Kita jaga supaya aktivitasnya bisa terpantau,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono dalam sebuah webinar yang digelar The Iconomics, Jumat (26/3).
Eko mengatakan, Indonesia memang menjadi negara yang berpotensi mengalami letusan gunung berapi, gerakan tanah dan gempa bumi. Ini menjadi konsekuensi logis dari posisi geografis Indenesia yang diapit 3 lempeng utama yang saling berinteraksi satu dengan lainnya dan saling menekan.
Adapun ketiga lemepeng utama itu, kata Eko, di selatan, ada lempeng Samudera Indo-Australia; kemudian di utara ada lempeng Benua Eurasia yang lebih stabil; dan di timur ada lempeng Samudera Pasifik. Lempeng Indo-Australia ini bergerak terus ke utara, mendesak sekitar 7 sentimeter per tahun.
“Dampak dari keadaan ini ada 2. Dampak negatifnya ada gunung berapi, gempa bumi dan lain-lain. Positifnya kita dianugerahi panas bumi, cekungan dan lain-lain,” ujar Eko.
Menurut Eko, gempa yang terjadi di dunia 12% hingga 15% itu terjadi di Indonesia. Data juga menunjukkan 6 hingga 12 gempa bumi itu sifatnya merusak. Gempa bumi ini juga berpotensi menimbulkan tsunami di mana ketinggiannya mencapai 3 meter itu bisa terjadi dari kurun waktu 10 tahun hingga 50 tahun.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan bertambahnya minat masyarakat dalam ilmu kebumian, menurut Eko, bertambah pula kapasitas untuk mengkaji dan memetakan potensi bahaya geologi bahkan risiko bencananya. Jadi banyak kementerian dan lembaga di Indonesia yang bergerak menanggulangi bencana ini.
“Badan geologi diamanatkan untuk menyelenggarakan penelitian, penyelidikan dan pelayanan di bidang sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, lingkungan serta survei geologi,” kata Eko.
Leave a reply
