
Impor KRL Ditolak BPKP, Apa Respons Kementerian BUMN?

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga/The Iconomics
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menolak usulan impor kereta listrik (KRL) dengan berbagai pertimbangan. Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto menjelaskan masih ada sarana yang bisa dioptimalkan oleh PT KCI.
Adapun yang menjadi simpulan dari hasil review BPKP diantaranya adalah rencana impor KRL tidak mendukung perkembangan industri perkeretapian nasional. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 175 Tahun 2015.
Dalam hal ini, Kementerian Perhubungan juga tidak memberikan pertimbangannya terkait impor KRL karena pertimbangan produk dalam negeri dan juga substitusi impor P3DN. Kemudian, BPKP menilai bahwa sejumlah unit KRL masih bisa dioptimalkan lagi oleh PT KCI.
Melihat hal tersebut, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan bahwa akan mencari solusi terkait karena impor KRL ini dibatalkan.
“Kita dari Kementerian BUMN yang pasti kita akan memenuhi regulator apa yang diminta dari regulator kita penuhi nanti kita pasti kita diskusikan semua hal-hal yang memang menjadi kebutuhan kan gitu ya semoga nanti didapat solusi-solusi yang terbaik dari semuanya,” kata Arya Sinulingga dalam keterangan resminya.
Dalam mencari solusi tersebut, Arya mengatakan harus bersama dengan para stakeholder seperti Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), maupun Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Ada Kemenkomarves, ada teman-teman Kemenhub dan sebagainya, pastinya kan dari Kemenhub juga punya hitungan juga nanti dari situ solusinya apa kira-kira gitu dicari bersama-sama solusinya kan yang penting solusinya. Rekomendasi BPKP juga dijadikan acuan, kemudian kondisi yang ada juga kita jadikan acuan,” jelasnya.
Arya menyampaikan bahwa dari hasil review BPKP tersebut salah satu yang menjadi sorotannya adalah terkait masih adanya gerbong-gerbong yang bisa dimanfaatkan. Ia pun menegaskan dalam mencari solusi tersebut tetap mengutamakan keselamatan.
“Apakah nanti memberdayakan (kereta) yang sudah ada, apakah nanti yang sudah ada pun nanti bisa diperbaiki dan sebagainya. Tapi tetap menjaga aspek keselamatan karena dalam transportasi itu yang utama adalah faktor keselamatan,” lanjutnya.
Leave a reply
