
IFG Progress: Tren Kenaikan Klaim pada Asuransi Kredit Harus Diperhatikan

Logo IFG/Dok. BUMN
IFG Progress mengungkap lini bisnis asuransi kredit memiliki tingkat profitabilitas terendah jika dibandingkan dengan lini bisnis asuransi umum lainnya. IFG dalam studi “Asuransi Umum Indonesia: Kondisi dan Tantangan” yang bertujuan untuk mengevaluasi lebih dalam kinerja sektor asuransi umum di Indonesia.
Dalam studi yang melibatkan evaluasi data dari 30 perusahaan asuransi umum tersebut rasio klaim asuransi kredit menunjukkan tren kenaikan sejak 2018. Head of IFG Progress Reza Siregar mengatakan selama lima tahun terakhir, rasio beban klaim (loss ratio) lini bisnis asuransi kredit relatif lebih tinggi dari rasio beban klaim keseluruhan. Ia mengungkap sejak 2018, rasio beban klaim asuransi kredit juga menunjukkan tren kenaikan. Padahal, lini kredit dan penjaminan menjadi kontributor premi (direct premium) asuransi umum terbesar ke-3 di Indonesia, setelah lini bisnis kendaraan bermotor dan properti, dengan share sebesar 16% pada tahun 2020.
“Oleh karena itu, tingginya rasio beban klaim yang terus naik ini perlu untuk diperhatikan,” kata Reza Siregar dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, regulator perlu melakukan pengawasan dan analisis lebih komprehensif terhadap kinerja asuransi umum khususnya di lini bisnis kredit, mengingat bisnis asuransi kredit ini tercatat sebagai kontributor premi tertinggi ke-3 terhadap total premi asuransi umum Indonesia. Saran ini lantaran kinerja yang buruk di lini kredit dapat memengaruhi performa industri asuransi umum secara keseluruhan.
Lebih lanjut, tingginya premi dari lini bisnis kredit mengindikasikan bahwa aktivitas di sektor perbankan Indonesia memiliki keterkaitan dengan sektor asuransi melalui eksposur kredit perbankan yang cukup besar. Pinjaman perbankan untuk keperluan pembelian properti dan kendaraan bermotor memerlukan asuransi sebagai salah satu jaminan.
“Di sinilah sektor asuransi berperan dalam mengelola dan memitigasi risiko yang ditimbulkan dari kemungkinan adanya natural hazards dari aktivitas debitur perbankan yang menyebabkan terjadinya gagal bayar. Kami juga melihat bahwa hubungan erat antara sektor asuransi umum dan perbankan juga direfleksikan oleh aset investasi sektor asuransi umum, di mana rata-rata sekitar 36% aset pada tahun 2017-2019 ditempatkan dalam bentuk deposito perbankan,” kata Reza.
Leave a reply
