
ICSF: 3 Aspek Bisa Jadi Sasaran Serangan Siber

Ketua ICSF, Ardi Sutedja K/Dok. Iconomics
Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) menyebut 3 aspek yang sering menjadi sasaran serangan siber. Ketua ICSF, Ardi Sutedja K mengatakan konsentrasi serangan siber menyasar pada 3 layer, yakni hardware, software & data, dan kognitif.
Serangan pada hardware menyerang pada network, application, dan operating system. Pada serangan software dan data, Ardi mencontohkan seperti di dalam aplikasi ponsel yang saat ini banyak aplikasi-aplikasi palsu di Appstore dan ketika mengunduh ternyata banyak malware.
“Banyak juga aplikasi-aplikasi palsu di Appstore itu, kita unduh ternyata isinya malware itu banyak sekali. Sekarang bayangkan per hari itu ada 350 aplikasi yang naik di Playstore dan kadang-kadang kebayang apa iya bisa kita cek satu per satu aplikasinya? Ga mungkin tapi kita tetep mengunduh, bahkan yang kita tidak perlukan juga kita unduh, akhirnya apa? HP kita menjadi lemot, lemot dan isinya malware,” kata Ardi dalam seminar bertemakan “Cyber Challenges and Threats in Indonesia” yang diadakan oleh The Iconomics pada 27 Juni 2023.
Ketiga, terkait kognitif atau kerap disebut social engineering (soceng) yang menurutnya ini merupakan ilmu kuno yang sudah ada sejak zaman dulu. Soceng ini merupakan sebuah seni memanfaatkan kelemahan untuk memberikan informasi yang bersifat rahasia yang kemudian akan memanipulasi korbannya.
Ardi menjelaskan bahwa mau secanggih apapun teknologinya, tetap akan ada kerentanan. Terlebih di Indonesia sendiri, saat ini masih berposisi sebagai konsumen digital sehingga sangat bergantung kepada pihak ketiga.
“Di kita lebih parah lagi, karena apa? tidak ada satu pun teknologinya adalah milik kita, tidak ada teknologi satu pun yang kita ciptakan, kita sangat bergantung pada pihak ketiga untuk menyediakan teknologi. Ingat, kita hanya konsumen digital artinya apa? ada uang kita bisa beli, tapi tidak ada satu pun yang kita ciptakan. Ini juga menjadi kelemahan kita di industri digital,” lanjutnya.
Oleh karena itu, yang harus dijadikan perhatian dan bisa dilihat dalam sudut pandang helicopter view adalah mengingat satu industri yang kena pasti akan merembet ke industri yang lain. Satu industri dengan yang lainnya memiliki saling keterkaitan.
“Kalau kita tidak punya sudut helicopter view akan sulit kita memahami bagaimana korelasi antara industri itu saling terhubung. Makanya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita semua. Bukan kami para engineer saja tetapi management ya leadership dari perusahaan untuk memahami. Karena memahami masalah siber itu bukan urusan engineer di perusahaan kita tapi urusan semuanya,” lanjutnya.
Leave a reply
