ICDX Terus Pacu Komoditi Syariah di Indonesia

0
29

Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) terus memacu pengembangan komoditi syariah di Indonesia mengingat potensinya yang besar. Sejak ditransaksikan tahun 2022, transaksi komoditi syariah di Indonesia terus meningkat.

Sebagai bagian dari upaya mengembangkan komoditi syariah, ICDX  menggelar webinar dengan topik “The Role of Shariah Commodity in the Global Market and Their Potential in Indonesia” pada 22 Maret 2024.

Nursalam, Direktur Utama ICDX, dalam keterangannya pada 25 Maret mengatakan, Indonesia perlu belajar dan mengadopsi hal-hal positif yang telah dilakukan negara-negara lain dalam mengembangkan komoditi syariah.

Karena itu, webinar ini menghadirkan pembicara profesional di bidang keuangan syariah dari beberapa negara, yaitu Dr. Aiman Aizuddin Rashid (Executive Director of Amanie Advisors Dubai), Prof Datin Dr Rusni Hassan (Dean of IIUM Institute of Banking and Finance Malaysia), dan Dr Mohammad Mahbubi Ali (Islamic Financial Expert Brunei Darussalam Central Bank).

Peserta dalam webinar ini berasal dari berbagai kalangan seperti, kalangan usaha, akademisi, pemerintahan serta masyarakat umum.

Baca Juga :   ICDX: Jepang dan Korea Selatan Ikuti Jejak IEA, Minyak Kian Merosot

“Dari beberapa narasumber, kita bisa mendapatkan pengalaman serta insights bagaimana mengembangkan komoditi syariah di luar negeri. Selain itu, kita bisa melakukan identifikasi sejauh mana praktik komoditi murabahah di beberapa negara, baik itu di ASEAN, Timur Tengah maupun Eropa. Harapannya, melalui forum ini ICDX akan bisa mengadopsi berbagai hal yang kedepan bisa dimanfaatkan untuk pengembangan pasar keuangan syariah di Indonesia,” ujar Nursalam.

Selanjutnya materi dari webinar ini akan disampaikan kepada masyarakat dalam bentuk mini book “Komoditi Murabahah: Cara Alternatif Meningkatkan Perbankan Islam dan Industri Keuangan.”

“Buku ini akan menjadi bagian dari literasi yang kami jalankan terkait komoditas syariah kepada regulator, akademisi, praktisi, dan masyarakat mengenai komoditas syariah”, ungkap Nursalam.

Nursalam menambahkan sejak tahun 2022, ICDX telah memfasilitasi transaksi komoditi syariah yang meliputi Transaksi SiKA atau Transaksi Sertifikat Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah (SiKA), serta Subrogasi.

“Untuk tahun 2024 sampai dengan saat ini, telah terjadi transaksi sebesar Rp 224 miliar dari total target tahun 2024 sebesar Rp2,5 triliun. Sebelumnya di tahun 2022 transaksi komoditi syariah di ICDX mencapai Rp 785 miliar, dan di tahun 2023 mencapai Rp1,2 triliun,” ungkapnya.

Baca Juga :   Apa Itu Lindung Nilai atau Hedging di Perdagangan Berjangka Komoditi?

Laporan Islamic Finance Development Indicator (IFDI) 2022 menyebutkan, untuk Kawasan ASEAN saat ini Malaysia memiliki aset perbankan syariah tertinggi yaitu sebesar US$ 650 miliar.

Sedangkan Indonesia, Data OJK menyebutkan di tahun 2023 sampai dengan Juli, total aset keuangan syariah nasional tercatat sebesar US$ 163 miliar, atau setara Rp 2.461 triliun. Angka ini naik sekitar 13% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Data Islamic Finance Development Indicator (IFDI) menyebutkan, Aset Keuangan Islam terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. IFDI memproyeksikan untuk tahun 2025 aset keuangan Islam secara global mencapai US$ 4.490 Miliar, meningkat tajam dari US$ 3.374 miliar di 2020 dan US$ 2.964 Miliar di 2019.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics