
Hingga Oktober, Pendapatan Negara Turun 15,4%, Belanja Naik 13,6%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Iconomics
Sepanjang Januari hingga Oktober 2020, total penerimaan negara mengalami kontraksi 15,4% menjadi Rp1.276,9 triliun. Tahun lalu pada periode yang sama, pendapatan negara mencapai Rp1.508,5 triliun.
Dari sisi belanja, pada periode Januari-Oktober 2020 mencapai Rp2.041,8 triliun, atau terjadi pertumbuhan 13,6% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp1.797,7 triliun.
“Maka defisit kita mencapai Rp764,9 triliun atau 4,67% dari GDP,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers, Senin (23/11).
Berdasarkan Perpres No.72/2020, defisit APBN tahun ini diperkirakan mencapai Rp1.039 triliun atau 6,34% dari GDP.
Sri Mulyani mengatakan penurunan penerimaan negara terutama karena adanya penurunan pada penerimaan perpajakan. Realisasi penerimaan perpajakan hingga akhir Oktober sebesar Rp 991 triliun atau sebesar 70,6% dari target dan 15,6% lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp1.173,9 triliun.
“Berbagai jenis pajak mengalami tekanan karena adanya pemanfaatan insentif pajak yang diberikan kepada seluruh perekonomian baik itu pajak untuk karyawan, pajak PPh maupun untuk PPN,” ujarnya.
Di sisi lain, penerimaan bea cukai hingga 31 Oktober 2020 masih tumbuh 5,5% menjadi Rp164 triliun, dari Rp155,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu. “Ini terutama didorong oleh penerimaan cukai hasil tembakau yang masih mengalami pertumbuhan hingga 10%. Namun dari sisi bea masuk dan bea keluar, mengalami kontraksi,” ujarnya.
Leave a reply
