
Hepatitis Akut Berat Disebut Tidak Ada Hubungannya dengan Vaksin Covid-19

Tangkapan layar, Guru Besar Kesehatan Anak bidang Gastrohepatologi RSCM FKUI Hanifah Oswari/Iconomics
Kasus hepatitis akut misterius yang banyak terjadi pada anak-anak di seluruh dunia dinilai tidak memiliki hubungan dengan vaksin Covid-19. Apalagi hingga saat ini ini belum ada bukti yang menunjukkan adanya hubungan langsung antara vaksin Covid-19 dengan munculnya hepatitis akut misterius itu.
“Itu tidak benar, karena kejadian hepatitis akut saat ini tidak ada bukti bahwa itu berhubungan dengan vaksin Covid-19,” kata Guru Besar Kesehatan Anak bidang Gastrohepatologi RSCM FKUI Hanifah Oswari dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Hanifah mengatakan, munculnya kasus hepatitis akut misterius ini diduga ada kaitannya dengan virus Covid-19 walau saat ini belum bisa dibuktikan secara langsung. Dengan kata lain, virus Covid-19 ini bukan sebagai penyebab langsung munculnya hepatitis akut misterius itu.
“Karena itu, menghubungkan virus Covid sendiri dengan penyakitnya saja belum bisa ditentukan, apalagi dengan vaksinnya. Berita seperti itu saya kira perlu diluruskan,” ujar Hanifah.
Untuk mengantisipasi semakin meluasnya penyebaran penyakit tersebut, kata Hanifah, pemerintah telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK02.02C25152022 tentang Kewaspadaan Terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut. Juga meminta tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi khususnya yang berkaitan dengan hepatitis akut.
Pemerintah juga sudah menunjuk Rumah Sakit Sulianti Saroso dan laboratorium FKUI untuk menjadi rujukan pemeriksaan spesimen hepatitis akut. “Ada banyak hal yang perlu diinvestigasi baik penyebab virus itu maupun mengapa mendadak banyak anak-anak yang terkena bukan hanya di satu negara tetapi di banyak negara sekaligus,” ujar Hanifah.
Untuk mencegah dan menghindarkan anak-anak dari hepatitis akut, kata Hanifah, pihaknya mengimbau agar tetap menjaga prokol kesehatan. Mulai dari mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi matang dan tidak menggunakan alat yang bersamaan dengan orang lain, serta menghindari kontak dengan orang yang sakit.
“Untuk menjaga infeksinya dari saluran nafas kita bisa melakukan protokol kesehatan yang umumnya sudah kita kenal untuk pencegahan Covid-19 seperti dengan memakai masker, menjaga jarak, dan lain-lain,” katanya.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mempublikasikan penyakit hepatitis akut berat ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). Jumlah laporan kasus ini terus bertambah dan tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan di 12 negara.
Sementara di Indonesia, Kementerian kesehatan mengumumkan kasus hepatitis akut berat yang masih menjadi misteri ini sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri atau pada Minggu, 1 Mei 2022. Ada 3 kasus yang dilaporkan. Ketiganya merupakan anak-anak dan mereka meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan.
Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ketiga kasus tersebut belum bisa digolongkan sebagai penyakit hepatitis akut dengan gejala berat. Saat ini, masuk kriteria pending klasifikasi karena masih ada pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan.
Hepatitis akut berat ini disebut misterius karena penyakit ini belum jelas pemicunya dan tidak masuk kriteria tes Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, dan Hepatitis E. Juga belum diketahui ada tidaknya kemungkinan menular antar-manusia.
Leave a reply
