Gubernur BI: Transaksi Digital Semakin Marak, 4,57 Juta Merchant Sudah Gunakan QRIS

0
204
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Gubernur BI Perry Warjiyo:Ist

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan pandemi Covid-19 telah memdorong semakin maraknya adopsi uang elektronik dan transaksi digital oleh masyarakat.

Adapun hal tersebut tercermin dari pertumbuhan jumlah merchant yang menggunakan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Perry mengungkap saat ini setidaknya terdapat 4,57 juta merchant yang telah terhubung dan terdaftar secara nasional yang menggunakan sistem QRIS.

Bahkan, Perry memproyeksikan angka tersebut bisa naik hingga dua kali lipat pada tahun kedepannya, seiring dengan bentuk kerjasama yang kuat bersama dengan para pemain lainnya dalam ekosistem keuangan digital, baik itu perbankan maupun fintech.

“Saya pikir kita sudah berhasil mengakselerasi penggunaan QRIS. Kalau kita kerjasamakan dengan pihak-pihak lainnya, kita bisa meningkatkan jumlah tersebut jadi dua kali lipat di tahun-tahun mendatang, terutama pada ritel dan UMKM,” kata Perry saat menghadiri acara webinar, Kami (10/9).

Perry menambahkan, bahwa pergeseran masif ke transaksi digital merupakan potensi yang besar yang harus dapat dimanfaatkan. Pasalnya, ia mencatat transaksi uang elektronik tumbuh signifikan di tengah pandemi, mencapai 44%, sedangkan transaksi non elektronik hanya tumbuh di kisaran 6-7%.

Baca Juga :   Bank Raya: Ada Pembaruan, QRIS Bisnis Bank Raya Dapat Dicairkan hingga 4 Kali Dalam Sehari

Adapun, BI sebelumnya mencatat posisi uang kartal yang diedarkan (UYD) meningkat, dari 2,34 persen secara tahunan (yoy) pada Juni 2020 menjadi 6,17 persen yoy pada Juli 2020 sehingga mencapai Rp762,8 trilun, seiring dengan mulai meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat di masa pandemi.

Sebelum pandemi terjadi, BI bergerak cepat mengintegrasikan sistem pembayaran digital dan membangun proses end-to-end pada ritel yang sangat kecil, e-commerce, teknologi finansial (fintech), hingga perbankan.

Kedepannya, lanjut Perry, pihaknya akan terus mengambil peran utama dalam mendigitalisasi sistem pembayaran  untuk membangun ekosistem yang terintegrasi end-to-end di sektor keuangan. Hal tersebut sejalan dengan salah satu tujuan jangka panjang BI untuk mentransformasi sistem pembayaran Indonesia seperti tertuang pada Blueprint Payment System Indonesia 2025.

Dalam hal tersebut ia mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan pemangku kepentingan baik asosiasi fintech, perbankan, maupun asosiasi sistem pembayaran untuk membangun ekosistem yang sehat. Selain itu, juga mempromosikan perusahaan startup dalam berbagai aspek dari ekonomi keuangan digital dengan memiliki manajemen risiko yang lebih baik dan kuat.

Baca Juga :   Genjot QRIS, CIMB Niaga Bikin Mudah UMKM dan Korporasi untuk Akses

Perry juga mengatakan BI akan terus mempromosikan digital banking, karena digital banking juga sangat berperan dalam perkembangan ekosistem finansial dan ekonomi digital. Dalam hal ini menurutnya interlink antara bank digital dengan fintech akan menjadi salah satu fokus kedepannya.

“Kami bekerja bersama agar bagaimana mempercepat pertumbuhan sistem pembayaran digital untuk mengintegrasikan ekosistem proses end-to-end dari ritel berskala kecil hingga e-commerce, merchant, fintech, dan digital banking. BI sangat berperan dalam hal ini,” ujarnya.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics