
Gawat! Inflasi Tahunan Sudah Mendekati 5% pada Juli 2022

Kepala BPS, Margo Yuwono
Kenaikan harga komoditas energi dan pangan terus mengerek tingkat inflasi Indonesia. Pada Juli lalu, tingkat inflasi tahunan (year on year) sudah mendekati 5%. Inflasi kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau bahkan sudah mencapai level 9,35% year on year (yoy).
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada bulan Juli lalu, inflasi bulanan tercatat sebesar 0,64%, inflasi tahun kalender sebesar 3,85%, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 4,94%.
“Secara year on year inflasi bulan Juli 2022 sebesar 4,94% ,ini merupakan inflasi yang tertinggi sejak Oktober tahun 2015, dimana pada saat itu terjadi inflasi sebesar 6,25% yoy,” ujar Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/8).
Secara bulanan (mtm), inflasi sebesar 0,64% terutama disebabkan oleh kenaikan harga komoditas cabe merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga dan cabe rawit.
Sementara, inflasi tahunan yang menyentuh hampir 5%, menurut Margo terutama disebabkan oleh kenaikan harga cabe merah, minyak goreng, bawang merah dan rokok kretek filter.
Margo menjeleaskan, meski minyak goreng masih memberikan andil kepada inflasi tahunan yang tinggi, tetapi secara bulanan (mtm), selama tiga bulan berturut-turut sejak Mei, tren harga minyak goreng semakin turun sehingga secara bulanan memberikan andil pada deflasi.
“Kalau dilihat perkembangan harganya pada Juli 2022, penurunan harga minyak curah itu tercatat lebih dalam dibandingkan penurunan harga minyak kemasan, “ujar Margo.
Dus, secara bulanan (mtm) minyak goreng memberikan andil deflasi sebesar 0,07% pada Juli 2022. Namun secara tahunan (yoy) minyak goreng masih memberikan andil inflasi sebesar 0,29%.
“Meskipun secara yoy masih memberikan andil inflasi, tetapi trennya terus menurun dari waktu ke waktu. Ini memberikan indikasi bahwa upaya pemerintah dalam menjaga harga minyak goreng sudah membuahkan hasil. Sudah memberikan dampak pada deflasi tiga bulan secara beruntun,” jelas Margo lagi.
Margo menjelaskan krisis pangan dan energi yang terjadi secara global telah memberikan tekanan kepada inflasi domestik sepanjang tahun 2022. Menurutnya, inflasi energi akibat krisis global dapat diredam dampaknya melalui kebijakan subsidi pemerintah.
Sementara inflasi pangan lebih disebabkan oleh gangguan suplai domestik pada komoditas volatile food akibat kondisi cuaca.
“Jadi, perlu saya sampaikan bahwa inflasi terus menguat dan ini faktor utamanya karena kenaikan harga energi dan kenaikan ini bisa diredam oleh pemerintah melalui subsidi. Sedangkan yang berasal dari pangan itu lebih disebabkan oleh volatile food akibat cuaca yang anomali di beberapa sentra produksi yang ada di Indonesia,” ujarnya.
1 comment
Leave a reply

[…] Gawat! Inflasi Tahunan Sudah Mendekati 5% pada Juli 2022 […]