
Garuda Indonesia Kembalikan 2 Pesawat Bombardier CRJ-1000

Tangkapan layar YouTube, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra/Iconomics
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia pada Senin, (1/8) mulai mengembalikan secara bertahap pesawat Bombardier CRJ-1000. Pada tahap awal dua peswat yang dikembalikan yaitu Bombardier CRJ-1000 dengan nomor registrasi PK-GRQ dan PK-GRN. Garuda Indonesia selama ini mengoperasikan total 18 pesawat buatan perusahaan yang berbasis di Montreal, Kanada itu.
Pengembalian armada tersebut merupakan bagian dari tindak lanjut kesepakatan negosiasi bersama lessor pesawat Bombardier CRJ-1000 yakni Nordic Aviation Capital (NAC) serta Export Development Canada (EDC).
Pengembalian armada tersebut juga merupakan bagian dari strategi restrukturisasi armada yang dijalankan Garuda Indonesia sejalan dengan telah dirampungkannya putusan homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) termasuk intensifikasi rencana strategis Perusahaan dalam rangka percepatan pemulihan kinerja.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa pengembalian armada tersebut merupakan bagian dari langkah transformasi Garuda Indonesia guna memperkuat fundamen operasional yang lebih solid dengan mengoptimalkan utilisasi armada serta penyesuaian alat produksi termasuk spesifikasi pesawat yang disesuaikan dengan segmentasi dan karakteristik pasar.
“Hal ini turut sejalan dengan komitmen kami untuk semakin cermat dan prudent dalam mengembangkan langkah ekspansi kinerja dengan basis kebutuhan alat produksi yang lebih terukur dan mengedepankan basis landasan cost leadership dalam setiap prosesnya,” ujar Irfan dalam keterangan pers, Selasa (2/8).
Irfan mengatakan sebelumnya pada 19 Juli 2022 Garuda Indonesia juga telah mengembalikan satu-satunya armada Boeing 737 Max-8 dengan nomor registrasi PK-GDA kepada lessor Bocomm Leasing di Belanda.
Lebih lanjut, langkah restrukturisasi Perusahaan dalam jangka panjang juga dioptimalkan melalui kesepakatan bersama dengan lessor terkait dengan perubahan maupun perpanjangan kontrak sewa, seperti penerapan skema power by-the-hour untuk pembayaran biaya sewa pesawat di mana nantinya Perusahaan akan membayar biaya sewa berdasarkan jam terbang pesawat. Melalui berbagai langkah strategis tersebut, Garuda Indonesia berhasil menekan biaya sewa untuk pesawat narrow body hingga di kisaran 30 persen dan pesawat wide body hingga di kisaran 69 persen.
“Kami juga akan terus mengevaluasi kondisi rute yang beroperasi dengan menyesuaikan jenis armada berdasarkan tingkat keterisian penumpang melalui penggunaan armada wide body untuk rute yang memiliki kontribusi positif pada kinerja perusahaan. Sementara itu, untuk memberikan berbagai alternatif destinasi penerbangan internasional bagi para pengguna jasa, Garuda Indonesia akan mengoptimalkan sinergi bersama dengan airline partner baik melalui skema interline maupun codeshare,” papar Irfan.
Sejalan dengan tindak lanjut kesepakatan yang telah berhasil dicapai oleh perusahaan dengan lessor serta didukung dengan peningkatan kinerja yang mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif, selanjutnya Garuda Indonesia akan menambah pengoperasian sebanyak 3 armada B737-800 NG yang sebelumnya direlokasi oleh lessor untuk melengkapi proyeksi pengoperasian armada Garuda Indonesia yang diperkirakan akan mencapai 60-70 armada di akhir tahun 2022 mendatang.
Leave a reply
