
Efek Banjir, Organda DKI Sebut Angkutan Logistik dan Umum 80% Stagnan

Mobil mogok karena banjir sedang diderek/Asuransi Astra
Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta dirundung kerugian dalam jumlah yang signifikan dengan terjadinya bencana banjir di Jakarta. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengungkapkan bahwa bencana alam banjir yang dialami wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek) selama 3 hari terakhir telah membawa dampak negatif yang cukup besar bagi industri angkutan darat
“Tiga hari ini industri angkutan darat megap megap,” kata Ketua Umum Organda DKI Jakarta saat dihubungi theiconomics.com pada Sabtu (4/1/2020).
Menurut Shafruhan, bencana tersebut telah menyebabkan mobilitas operasional bagi sebagian besar dari perusahaan angkutan darat di wilayah Jadetabek berhenti atau mengalami stagnan. Sekitar 80% dari seluruh operasional industri, termasuk logistik dan angkutan umum.
Ia mengatakan saat ini sedang melakukan estimasi nilai kerugian, sekarang sedang dalam proses evaluasi. Namun ia memastikan nilai kerugian cukup signifikan selama 3 hari terakhir.
Kerugian materiil yang dialami oleh industri angkutan darat pun tidak sepenuhnya terlindungi oleh asuransi, kata Shafruhan, hal ini dikarenakan untuk beberapa kasus, klausul polis asuransi yang dimiliki sebagian pelaku industri tidak melingkup proteksi terhadap kejadian bencana alam seperti banjir. Ia menambahkan bahwa ke depan, pihaknya akan melakukan negosiasi dengan pihak asuransi terkait perluasan perlindungan polis terhadap bencana alam.
Ia menambahkan dampak dari banjir tentunya tidak hanya terjadi pada industrinya saja tapi terjadi pada seluruh aspek perekonomian. Efek genangan air pada beberapa rute transportasi yang strategis sekitar wilayah Jadetabek mengakibatkan perlambatan, bahkan berhentinya pengiriman barang oleh perusahaan logistik. Kondisi tersebut membawa dampak besar terutama terkait pengiriman barang pokok dan makanan.
“Jadi secara nilai ekonomi semuanya terkena dampak. Karena transportasi serta angkutan barang pengaruhnya cukup besar bagi roda perekonomian rakyat,” tandasnya.
Shafruhan juga mengatakan bahwa pihaknya akan terus memonitor informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), guna mengantisipasi kondisi cuaca. Kemudian pihaknya juga tengah membahas dengan Dinas Perhubungan terkait melakukan pengalihan rute bagi angkutan darat, baik itu angkutan umum bagi masyarakat maupun logistik guna menjaga kestabilan mobilitas industri transportasi.
Leave a reply
