
Dirut BRI Beberkan 4 Skenario Strategi Perbankan, Dari Kondisi yang Terburuk hingga yang Ideal

Direktur Utama BRI Sunarso/Dok.BRI
Situasi ekonomi global menunjukkan ketidakpastiannya karena akibat dari tingginya tekanan inflasi, dan bank sentral merespons dengan menaikkan suku bunga acuannya. Semakin panas dengan tensi politik dan kekhawatiran global karena resesi. Berbagai kemungkinan terbuka, maka harus bersiap-siap dengan berbagai skenario.
Sektor perbankan yang memiliki peran penting dalam perekonomian harus menyiapkan berbagai skenario untuk sebuah mitigasi risiko dan tumbuh.
Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, Sunarso menjelaskan bahwa bank saat ini dituntut untuk menetapkan strategi sebagai respons dalam menghadapi tantangan ekonomi. Sunarso menggambarkan sejumlah skenario strategi, dari skenario kondisi terburuk, moderat hingga kondisi yang diharapkan.
Dalam kuadran pertama tergambarkan situasi berupa ekonomi pulih, inflasi naik, dan kualitas pinjaman memburuk. Langkah yang dilakukan adalah dengan pemantauan kualitas pinjaman yang intensif, mempertahankan coverage ratio yang tinggi, tumbuh selektif, enhancement credit risk model yang diatur dalam moderate, dan optimalisasi write-offs untuk recovery rate yang lebih tinggi.
Pada situasi kedua dengan ekonomi mulai pulih, inflasi terkendali, dan kualitas pinjaman membaik maka harus dilakukan dengan serangkaian cara.
“Loan Portofolio Guideline (LPG) yang kita kendorkan sebagai pedoman untuk strategi pertumbuhan lebih fokus ke pertumbuhan. Menurunkan coverage rasio, terus kemudian enhance risk pricing model, jadi kita sudah mulai pricing–nya kita kaitkan dengan tingkat risikonya dan untuk meningkatkan daya saing produk kita,” kata Sunarso dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR.
“Yang terakhir optimalisasi write-offs tetap dilakukan untuk recovery rate yang lebih tinggi,” tambahnya.
Lalu yang ketiga dengan kondisi ekonomi tetap stagnan, inflasi naik, dan kualitas pinjaman memburuk maka yang dilakukan adalah tetap tumbuh terbatas dengan peraturan LPG yang sangat ketat, mempertahankan coverage ratio yang tinggi. Dan, pemantauan kualitas pinjaman yang intensif, simulasi dan stress test secara berkesinambungan.
Pada kuadran keempat, dengan simulasi kondisi ekonomi tetap stagnan, inflasi terkendali, kualitas pinjaman membaik maka dilakukan dengan strategi tetap tumbuh selektif, LPG diatur dalam mode moderate. Kemudian, mempertahankan coverage ratio yang harus dipertahankan dan pemantauan kualitas pinjaman yang intensif simulasi dan stress test secara berkesinambungan.
“Kami memberikan guideline seperti ini kalau situasinya seperti itu, maka penting kita melakukan secara intensif,” kata Dirut BRI.
Leave a reply
