
Dampak Covid-19 dan Percepatan Transformasi di Sektor Ketenagakerjaan

Tangkapan layar YouTube, Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi/Iconomics
Pandemi Covid-19 dinilai berdampak terhadap perekonomian dan ketenagakerjaan. Bahkan pada 2020 karena pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia masuk ke dalam resesi. Untuk masalah ketenagakerjaan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat pengangguran pada Agustus 2020 mencapai 7,07% atau 9,7 juta orang.
“Yang terdampak pandemi ini, menurut BPS, sekitar 29,12 juta orang dengan usia kerja. Untuk menanggulanginya termasuk sektor ketenagakerjaan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN),” kata Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (18/6).
Anwar mengatakan, pihaknya menjadi salah satu pelaksana program PEN tersebut dan menyasar kepada semua sektor mulai dari kesehatan hingga perekonomian. Semisal, memberikan insentif kepada dunia usaha, bantuan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan bantuan sosial kepada masyarakat.
Karena program tersebut, kata Anwar, dapat dikatakan bahwa semua sektor mulai dari perekonomian termasuk ketenagakerjaan mulai pulih meski hanya perlahan. Data BPS menyebutkan adanya penurunan tingkat pengangguran menjadi 8,75 juta pada Februari 2021.
“Tingkat pengangguran terbuka juga turun menjadi 6,26%. Ini tentunya menunjukkan bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk dan pemulihan ekonomi nasional sudah berjalan ke arah yang benar,” kata Anwar.
Meski demikian, kata Anwar, tugas pemerintah belumlah usai apalagi dalam sepekan terakhir terjadi peningkatan tajam untuk kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Karena itu, tentunya tetap diperlukan tindakan kehati-hatian dalam pengambilan kebijakan agar semua sektor bisa kembali normal seperti yang diharapkan.
Lebih jauh Anwar mengatakan, pandemi Covid-19 juga mempercepat transformasi sektor ketenagakerjaan yang terus bergerak ke arah industri revolusi industri 4.0. Itu ditandai dengan penggunaan teknologi digital yang mengarah kepada otomatisasi dan penggunaan data secara tepat dalam segala aspek.
“Dunia digerakkan kecerdasan buatan, Internet of Things sehingga membuat pekerjaan menjadi sangat fleksibel baik dari waktu maupun tempat. Perubahan ini berdampak terhadap industri dan pekerja sehingga tercipta transformasi di bidang ekonomi dan ketenagakerjaan,” ujar Anwar.
Transformasi tersebut, kata Anwar, berdasarkan perkiraan Forum Ekonomi Dunia (WEF) akan ada 95 juta pekerjaan baru yang tumbuh. Pada saat bersamaan diperkirakan akan ada 85 juta pekerjaan yang akan hilang.
“Di Indonesia laporan McKinsey and Company memprediksi bahwa ada 23 juta jenis pekerjaan yang terdampak oleh otomatisasi serta akan ada puluhan juta pekerjaan baru yang akan muncul,” kata Anwar.
Leave a reply
