
Buwas Sebut Tata Niaga Beras Dikuasai Swasta: Ini Rawan

Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Budi Waseso saat menjadi pembicara dalam acara The Iconomics Forum 2022 di Le Meridien Hotel, Jakarta, Kamis (27/10).
Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Budi Waseso mengatakan Bulog dibentuk dengan tujuan untuk menjadi buffer stock pangan agar ketahanan pangan nasional terjaga.
Untuk mencapai tujaun tersebut, Bulog harus mengurusi pangan dari hulu hingga hilir, yatu dari produksi di level petani hingga menjaga ketersediaan pangan di level konsumen.
Peraturan Presiden No.48 tahun 2016, terutama memberikan penugasan kepada Buglog untuk menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat konsumen dan produsen untuk jenis pangan pokok beras, jagung, dan kedelai. Bila fungsi ini berjalan dengan baik, tentu tidak ada lagi krisis beras, jagung dan kedelai.
“Sekarang ini dari Perpres 48, padi itu adalah kewenangan dari kami. Tetapi hari ini urusan beras pun tidak mutlak oleh Bulog. Sekarang tata niaga perberasan justru dikuasai oleh swasta. Ini suatu kerawanan menurut saya,” ujar pria yang biasa disapa Buwas ini dalam acara The Iconomics Forum 2022 di Le Meridien Hotel, Jakarta, Kamis (27/10).
Buwas mengatakan dulu Bulog memang sebagau buffer stock dan mutlak. Artinya, bahan-bahan kebutuhan pokok itu betul-betul diatur oleh negara yang operasionalnya ditugaskan ke Bulog. Di beberapa negara dengan ketahanan pangan yang baik, menurut Buwas, praktiknya juga demikian yaitu seluruh pangan itu diatur dan dikuasai oleh negara.
“Tidak ada seperti sekarang kita itu, ada kerawanan pada pangan. Apalagi kalau kita bicara swasembada, itu juga menjadi PR besar kita. Karena apa? Beberapa pangan kita tidak bisa swasembada, padahal tanah kita, bumi kita, wilayah kita ini, bisa ditanami apa saja,” ujarnya.
Akhir-akhir ini masalah beras mejadi sorotan, karena harganya yang naik dan menjadi kontributor utama inflasi di sektor pangan. Mengutip Panel Harga Pangan yang dirilis Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras medium sejak awal tahun hingga 28 Oktober 2022 naik 3,69%, dari Rp10.820 per kg pada 31 Desember 2021, menjadi Rp11.220 per kg pada 28 Oktober 2022.
Leave a reply
