
BRI Life Sebut, Klaim Jumlah Kebocoran Data Tidak Benar

Ilustrasi BRI Life/Dok. BRI Life
Manajemen BRI Life telah melakukan investigasi secara marathon atas informasi bocornya data nasabah BRI Life. Berdasarkan hasil investigasi hingga Rabu (28/7), ditemukan bahwa klaim jumlah kebocoran data tidak benar.
Sebelumnya, informasi yang diunggah sebuah akun twitter menyebutkan bahwa data pribadi 2 juta nasabah BRI Life antara lain berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan rekam medis bocor dan dijual secara online.
“BRILife telah bergerak cepat melakukan investigasi internal atas kejadian dimaksud, dan ditemukan bukti bahwa pelaku kejahatan cyber melakukan intrusi ke dalam sistem BRILife Syariah yang merupakan stand alone system dan terpisah dari core system BRILife,” tulis Ade Ahmad Nasution Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan PT Asuransi BRILife, dalam keterangan pers, Kamis (29/7).
Dijelaskan bahwa pada system BRILife Syariah tersebut terdapat tidak lebih dari 25 ribu pemegang polis syariah individu, dimana data tersebut tidak berkaitan dengan data BRILife maupun BRI Group lainnya. Dus, kejadian ini tidak memberikan dampak kepada data nasabah BRI maupun BRI Group lainnya.
“Tidak ada ‘Lateral Action’ terhadap portofolio yang lain, karena system ini stand alone,” tulis Ade Ahmad.
Disebutkan juga bahwa saat ini link awal di forum jual beli yang sempat viral pada media sosial sudah tidak dapat ditemukan lagi.
“Sebagai bagian dari komitmen untuk melindungi nasabah, BRILife telah melakukan respon terhadap insiden ini dan melakukan tindakan cepat dengan berkoordinasi dengan pihak[1]pihak terkait, dalam hal ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Untuk kepentingan penegakan hukum, BRILife berkoordinasi dengan Direktorat Cyber Crime Bareskrim Polri dan Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN),” tulis Ade Ahmad.
BRILife juga memastikan data pemegang polis tidak berubah dengan data awal yang ada di system. “Selanjutnya, BRILife akan berkoordinasi dengan Pemegang Polis Syariah untuk memastikan layanan kepada Pemegang Polis tetap dapat dilakukan sesuai dengan manfaat polisnya,” tulis Ade Ahmad.
Iwan Pasila, Direktur Utama PT Asuransi BRI Life mengatakan BRI Life terus melakukan upaya maksimal untuk melindungi data pemegang polis melalui penerapan tata kelola teknologi informasi dan tata kelola data sesuai ketentuan dan standar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. “BRI Life menjamin hak pemegang polis sesuai dengan polis yang dimiliki,” ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (27/7).
BRI Life, jelas Iwan, tidak pernah memberikan data pribadi kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Apabila ada permintaan data pribadi yang mengatasnamakan atau mengkaitkan dengan kepemilikan polis di BRI Life, maka pemegang polis diharapkan dapat menghubungi layanan resmi yang tesedia.
Dalam menindaklanjuti dugaan kebocoran data nasabah, Iwan menyampaikan bekerja sama dengan tim independen yang memiliki spesialisasi di bidang cyber security untuk melakukan penelusuran jejak digital dalam rangka investigasi dan melakukan hal-hal yang
diperlukan guna meningkatkan perlindungan data pemegang polis BRI Life.
Leave a reply
