BPS Ungkap Impor Komoditas Pangan Tahun 2023 Melonjak, Swasembada Jokowi Gagal?

1
296

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya lonjakan impor komoditas pangan selama tahun 2023 ini, mengindikasikan swasembada pangan yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo gagal.

BPS mengungkapkan impor barang konsumsi pada November 2023 sebesar US$2,01 miliar, naik 10,53% dibandingkan impor barang konsumsi pada Oktober 2023 dan naik 19,82% dibandingkan November 2022.

Sementara itu, secara kumulatif impor barang konsumsi pada Januari-September 2023 sebesar US$19,5 miliar, naik 8,16% dibandingkan periode yang sama tahun 2022.

“Peningkatan nilai impor barang konsumsi ini didorong antara lain oleh impor komoditas pangan,” ujar Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, dalam konferensi pers bulanan, Jumat (15/12).

Pudji mengungkapkan ada empat komoditas pangan yang banyak diimpor oleh Indonesia yaitu beras, gula, daging jenis lembu, serta jagung.

“Higga November tahun ini, kami mencatat total volume impor beras yang masuk ke Tanah Air sebesar 2,53 juta ton dengan nilai US$1,45 miliar dan yang paling banyak ini berasal dari Thailand dan Vietnam,” ujar Pudji.

Baca Juga :   Dampak Pandemi Belum Mereda, Inflasi Februari Masih Rendah 0,10%

Sementara untuk gula, hingga November 2023 tercatat telah terjadi impor sebanyak 4,55 juta ton dengan nilai US$2,54 miliar. Impor gula ini sebagian besar berasal dari tiga negara utama yaitu Thaliand, Brasil dan Australia.

Untuk impor daging jenis lembu, BPS menatat pada Januari-November tercatat sebesar 214,27 ribu ton, dengan nilai US$753,84 juta ton. Impor daging ini berasal dari India, Australia dan Amerika Serikat.

Selanjutnya, impor jagung pada Januar-November 2023 sebanyak 892,08 ribu ton senilai US$276,07 juta. Negara pemasok komoditas jagung ini adalah Argentina, Brasil dan Amerika Serikat.


Tren impor beberapa komiditas pangan tahun 2023/Sumber: BPS

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengakui swasembada beras di Indonesia terbukti gagal, sehingga Indonesia pun terpaksa mengimpor beras.

Berbicara di hadapan Komisi IV DPR RI dalam acara Rapat Kerja (Raker), Senin (13/11), Amran mengatakan tahun 2023 ini Indonesia mengimpor beras sebanyak 3,5 juta ton dan diperkirakan akan terus naik pada tahun depan.

“Tahun ini Indonesia memutuskan untuk mengimpor 3,5 juta ton beras dan berpeluang mencapai 5 juta ton tahun 2024. Untuk itu perlu segera dilakukan upaya khusus percepatan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” ujar Amran.

Baca Juga :   BPS: Deflasi Juni Baru Terjadi Pertama Kali Sejak Januari 2021

Amran mengatakan impor beras dilakukan untuk mengamankan cadangan pangan pemerintah. “Kondisi ini tentunya berbahaya bagi ketahanan pangan dan ketahanan negara kita,” ujarnya.

Amran mengakui kebijakan impor ini dilakukan karena produksi di dalam negeri menurun akibat dampak el nino yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan.

“Dulu kita pernah swasembada, sekarang terpaksa harus impor. Produksi beras nasional periode 2022-2023 mengalami penurunan akibat ancaman el nino, dari sebelumnya 31 juta ton dan diperkirakan turun menjadi 30 juta ton pada tahun 2023,” ujarnya.

Masih Surplus

Secara keseluruhan, pada November 2023 ini neraca perdagangan Indonesia masih tercatat surplus, melanjutkan tren yang sudah terjadi sejak 43 bulan yang lalu.

Pada November 2023, surplus neraca perdagangan Indoensia sebesar US$2,41 miliar. Sementara secara kumulatif Januari-November, surplus tercatat sebesar US$33,63 miliar.

Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan nilai impor. Nilai ekspor Indonesia November 2023 mencapai US$22,00 miliar atau turun 0,67% dibanding ekspor Oktober 2023. Dibanding November 2022, nilai ekspor turun sebesar 8,56%.

Baca Juga :   Neraca Perdagangan Melanjutkan Surplus di Februari 2025

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–November 2023 mencapai US$236,41 miliar atau turun 11,83% dibanding periode yang sama tahun 2022.

Sementara itu, nilai impor Indonesia November 2023 mencapai US$19,59 miliar, naik 4,89% dibandingkan Oktober 2023 atau naik 3,29 persen dibandingkan November 2022.

Secara kumulatif, nilai impor Indonesia Januari–November 2023 mencapai US$202,78 miliar, turun 6,8% dibanding periode yang sama tahun 2022.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

1 comment

Leave a reply

Iconomics