BPJS Kesehatan Terus Menyempurnakan Ekosistem Digital

0
575

Digitalisasi dilakukan oleh Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sejak sebelum pandemi dan terus disempurnakan selama pandemi den kedepannya. Saat ini, peserta program Jaminan Kesehatan (JKN) nasional sudah mencapai 86,8% atau sekitar 237 juta penduduk, dengan jumlah fasilitas kesehatan (faskes) sebanyak 26.000, terdiri atas 23.000 faskes tingkat pertama dan 2.700-an faskes tingkat lanjut berupa rumahsakit dan klinik spesialis.

“Sebelum adanya pandemi kita sudah sadari pentingnya kita membangun suatu ekosistem digital antara BPJS Kesehatan dengan stakeholder lainnya,” ujar Unting Patri Wicaksono, Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Faskes Rujukan BPJS Kesehatan, dalam acara Seminar & Appreciation Day “Entering The New Era of Post-Pandemic Value Proposition: Customer Service Trends & Strategy 2022” yang digelar Theiconomics, Kamis (31/3).

BPJS Kesehatan sudah membangun sistem pembayaran dengan lembaga keuangan termasuk juga bekerja sama dengen e-commerce, Pegadaian, Kantor Pos dan lainnya, sehingga pembayaran iuran PBJS Kesehatan lebih mudah dilakukan peserta. “Saat ini kalau mau membayar iuran BPJS Kesehatan itu tidak harus datang ke kantor BPJS Kesehatan. Bahkan di kantor BPJS Kesehatan pun tidak bisa membayar iuran,”ujarnya.

Baca Juga :   Jamkeswatch Tolak Pemberlakuan KRIS untuk Peserta BPJS Kesehatan

Unting mengatakan sistem pembayaran ini terintegrasi dengan sistem kepesertaan BPJS Kesehatan dan juga dengan sistem pelayanan kesehatan. “Aplikasi-aplikasi kami ini semua sudah terintegrasi. Jadi ini menciptakan suati ekosistem tersendiri dari sisi pelayanan program JKN,” ujarnya.

Khusus untuk pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan terus bersinergi dengan rumahsakit-rumahsakit. Interaksi antara pihak BJPS Kesehatan dengan faskes dilakukan melalui aplikasi. “Kami mempunyai Health Facilities Information System (HFIS). Penagihan klaim itu juga sudah terintegrasi dengan adanya aplikasi VClaim. Sistem rujukan berjenjang juga sudah teringtegrasi mulai dari faskes kesehatan tingkat pertama menggunakan PCare. Untuk merujuk antara rumah sakit juga bisa menggunakan VClaim dan juga kami memiliki aplikasi apotek online,” ujarnya.

Saat ini, BPJS Kesehatan sedang mengembangkan sistem antrean online yaitu suatu sistem yang terintegrasi end to end mulai dari pasien akan berobat ke faskes tingkat pertama hingga bila pasien itu membutuhkan rujuakan ke faskes tingkat lanjut.

Untuk penagihan klaim, BPJS Kesehatan juga sedang mengembangkan otomasi dan proses verifikasi klaim menggunakan Artificial Intelligence. “Sekarang kita sedang melakukan otomasi-otomasi, bridging antara aplikasi BPJS Kesehatan dengan medical record rumah sakit. Jadi, kita dalam melakukan penagihan itu dilakukan otomasi-otomasi. Kami juga sekarang sedang mengembangkan proses verifikasi klaim menggunakan Artificial Intelligence,” ujarnya.

Baca Juga :   Media Workshop BPJS Kesehatan, Potret Satu Dekade Program JKN dan Tantangan Pemerintahan Baru

Selama masa pandemi, selain meluncurkan program Pandawa untuk pelayanan administrasi kepesertaan, BPJS Kesehatan juga menyediakan layanan telekonsultasi. “Dengan aplikasi mobile JKN kami, masyarakat bisa konsultasi langsung dengan dokter-dokter di faskes tingkat pertama. Juga ada monitoring status kesehatan peserta JKN yang kronis, juga ada informasi display ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, lalu display informasi jadwal operasi,” ujarnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics