
Bos Garudafood Ingatkan Pemerintah Jangan Terlampaui Optimis dan Hati-Hati Membuat Kebijakan

Sudhamek AWS, Chirman Garudafood dan DAW Group
Penurunan kasus pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini memang patut diacungi jempol. Tetapi, Sudhamek AWS, Chairman Garudafood dan DAW Group, meminta pemerintah jangan terlampau optimistis.
Berbicara dalam Forum Indonesia Bangkit yang digelar dalam rangka 66 tahun CIMB Niaga, Sudhamek mengatakan bahwa menyampaikan optimisme memang adalah tugas pemimpin. Tetapi, dari tiga menteri yang memberikan sambutan dalam forum tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan dan Menteri Investasi/Kepala BKPM, tidak satu pun yang menjabarkan bagaimana manajemen transformasi dari pandemi ke endemi.
Sudhamek mengatakan kenaikan kasus yang terjadi pada Juli lalu akibat varian delta jangan sampai terulang kembali, karena telah menyebabkan terganggunya pertumbuhan ekonomi pada triwulan ketiga.
“Momentum yang sudah datang ini harus ditangkap dengan baik, dikelola dengan baik, dengan tetap sikap realistis, jangan over optimistis. Jadi, kita jangan berlebih-lebihan dalam menyikapi penurunan pandemi yang memang sebuah prestasi yang perlu diberikan acungan jempol, tetapi tetap dengan sikap yang penuh dengan keberhati-hatian,” ujar Sudhamek.
Menanggapi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyampaikan bahwa tahun 2021 dan 2022 merupakan tahun pemulihan (recovery), reformasi struktural (reform) dan konsolidasi fiskal, Sudhamek mengatakan pemerintah perlu hati-hati dalam membuat kebijakan.
“Saya hanya mau mengatakan dengan pemulihan ekonomi yang sekarang berjalan dengan cepat dari berbagai indikator, baik pertumbuhan pendapatan domestik bruto, pertumbuhan ekspor yang luar biasa, pertumbuhan investasi utamanya FDI yang sangat tinggi sekali dan seterusnya, jangan kemudian ini sampai terganggu karena kebijakan-kebijakan yang kurang pas,” ujarnya.
Ia mengambil contoh kebijakan pajak karbon. Menurutnya, target utama pajak karbon bukan untuk menambah penerimaan negara melalui pajak, tetapi utamanya adalah untuk pengurangan emisi. Karena itu, ia berharap pemerintah tidak terlalu agresif dalam menerapkan tarif pajak karbon ini.
Industri makanan dan minuman (mamin), dimana Garudafood sebagai salah satu pemainnya, menurut Sudhamek adalah industri yang vital yang menjadi salah satu indikator denyut ekonomi Indonesia. Artinya naik turunnya industri makanan akan menjadi cermin terhadap naik turunnya ekonomi Indonesia.
“Dalam konteks itulah hati-hati dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan jangan sampai menimbulkan hasil yang justru kontraproduktif,” ujarnya.
Terkait dengan konsolidasi fiskal, Sudhamek mengaku sangat memahami bahwa saat ini pemerintah mengupayakan penurunan defisit anggaran secara bertahap hingga kembali berada di ambang batas 3% pada tahun 2023. “Saya paham situasi itu, tetapi tetap harus dilakukan dengan hati-hati,” ujarnya.
Leave a reply
