
Bicara Ketahanan Pangan, Dirut Bulog: Tak Hanya Beras dari Gabah Padi

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso memperlihatkan contoh beras dari hasil olahan sagu kepada Founder dan CEO Theiconomics, Bram S.Putro/Foto: Theiconomics
Indonesia sebenarnya memiliki keanekaragaman jenis pangan, tetapi selama ini beras dari olahan gabah padi menjadi priamoda masyarakat Indonesia, bahkan di daerah yang bukan penghasil gabah sekalipun. Beras dari gabah padi pun dipersepsikan sebagai sumber pangan utama, sedangkan pangan lainnya dianggap sebagai sekedar camilan.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia, diperlukan pengembangan pangan unggulan di masing-masing daerah, bahkan dimulai dari tingkat desa. Suatu desa misalnya, apabila sesuai dengan karakter alamnya hanya bisa memproduksi jagung atau ubi, maka tidak perlu dipaksakan untuk memproduksi tanaman pangan lainnya.
Misalnya, di Papua alamnya cocok untuk tanaman sagu dan dulunya masyarakat setempat mengkonsumsi sagu sebagai sumber pangan utama. Tetapi pria yang sering disapa Buwas ini heran, kini masyarakat Papua justru mengkonsumsi beras dari gabah padi sebagai sumber pangan utama.
“Padahal mereka tidak memproduksi beras di sana. Kalau didatangkan beras dari Jawa, dari daerah-daerah lainnya yang memproduksi, itu cost-nya tinggi, mahal,” ujar purnawirawan polisi dengan pangkat Komjen ini ketika berbincang-bincang dengan Founder dan CEO Theiconomics, Bram S.Putro, di kantor pusat Bulog, belum lama ini.
Menurutnya, pengembangan dan pengolahan pangan di Indonesia harus dilakukan sesuai dengan kondisi alam masing-masing daerah. “Karena kalau saya berbicara ketahanan pangan, pangan itu kita tidak bicara soal beras saja. Pangan kan ada ubi, ada jagung, ada singkong, ada kentang, dll. Itu semua adalah pangan,” ujarnya.
Menurut Buwas diperlukan kreatifitas dalam mengelola pangan selain gabah padi untuk menjadi beras. Tanaman jagung, singkong, gabah, dan lainnya bisa diolah menjadi beras.
Tak sekedar berbicara, selama empat tahun memimpin Perum Bulog, Buwas pun sudah mulai mengembangkan beberapa jenis beras dengan bahan dasarnya dari jagung, ubi, dan sagu. Bulog juga mengembangkan mie berbahan dasar singkong. “Itu sebenarnya cara-cara kita berpikir praktis untuk ketahanan pangan,” ujarnya.
Leave a reply
