
Biar Klop, Startup Harus Tahu Mindset Perusahaan Modal Ventura

Wakil Sekjen Amvesindo Andreas Surya
Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) melihat tidak semua bisnis yang tergolong investable pasti menjadi tujuan investasi perusahaan modal ventura (PMV). Wakil Sekjen Amvesiondo Andreas Surya mengatakan investor cenderung sudah punya target yang spesifik, dan kini semakin mencari inovasi yang mampu berdampak bahkan merubah selera dan perilaku masyarakat.
Andreas mengatakan PMV umumnya sudah memiliki mindset dalam mencari startup. Yaitu, bisnis model harus scalable, dimana startup dapat meningkatkan cakupan bisnis dengan baik tanpa disertai peningkatan biaya yang tinggi, kemudian repeatable, bisnis tidak hanya berjalan dalam satu siklus tertentu, dan terakhir hyper-growth yaitu mampu menunjukkan pertumbuhan yang super cepat.
Penilaian kelayakan startup biasanya dilihat PMV lewat 4P yakni pendiri, pasar, produk, dan performa. Pertama, menilai pendiri dan kapabilitas serta passion mereka dalam menjalankan startup ini. Biasanya PMV akan melakukan background check dari founders terkait kinerja dan pengalaman mereka. Aspek ini sangat krusial dalam menilai startup tahap awal, karena pendiri menjadi risiko sekaligus faktor pendukung terbesar bagi suksesnya startup meluncur ke depannya.
Andreas mengatakan tahap ini sangat subjektif, maka setidaknya ada 3 tahapan riset yang bisa dilakukan investor untuk aspek ini pertama, lakukan studi internal seperti desk study tentang lanskap industri dan market untuk mengukur apakah founders mampu bersaing di battlefield ini. Lalu, perbanyak interaksi langsung dengan founders, klarifikasi dari informasi yang diterima, melihat produknya, melihat customer journey-nya, prosedur internalnya, lalu terakhir, sempatkan untuk reference check ke rekan bisnis, investor terdahulu, dan karyawan sebelumnya dari founders tersebut.
Penilaian kelayakan kedua adalah menilai pasar atau market sizing, besar-kecilnya potensi pasarnya besar, mampu berkembang, serta timing pasar yang tepat. Untuk menggali penilaian dengan lebih objektif, PMV akan berbicara dengan pemain di pasar tersebut untuk mengetahui persepsi, tingkat kepuasan, dan minat mereka terhadap startup ini.
Ketiga adalah menilai produk, produk yang ditawarkan harus memiliki unique value proposition (USP) yang jelas serta diferensiasi dengan kompetitor. Saat menilai startup tahap awal, biasanya investor tidak punya cukup data terkait biaya dan profitabilitas. Penilaian akan mengandalkan aspek-aspek kualitatif, atau hanya bisa membandingkan dengan proxy data dan benchmark dengan bisnis serupa.
Keempat, investor akan menilai performa operasional dan finansial. Di tahap ini, PMV semakin kritis terhadap kemampuan eksekusi startup, mulai dari laporan keuangan historis, proyeksi, unit ekonomi atau struktur biaya, dan potensi profitabilitas. Potensi startup untuk exit juga menjadi faktor pertimbangan investasi.
Leave a reply
