BI: Fenomena Perlambatan Kredit dan Ekonomi Sudah Terjadi Sebelum Pandemi

0
840

Bank Indonesia (BI) mengajak semua pihak untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung saat ini. Dengan begitu, kebijakan yang ditempuh saat ini tidak bisa langsung disimpulkan tepat, kurang dan sebagainya karena bersifat dinamis.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, dinamika yang terjadi di Indonesia juga dialami oleh banyak negara di dunia. Pertama, soal kontraksi ekonomi dan kedua stimulus dilakukan secara masih dan besar oleh otoritas baik dari bank sentral maupun fiskal Kementerian Keuangan.

“Dari sisi masyarakatnya kita melihat bahwa permintaannya memang rendah sehingga punya potensi masalah kredit crunch. Di sinilah kemudian melihat di banyak negara fenomena-fenomena kreditnya tumbuh masih rendah, bagaimana aliran uang masuk ke pasat keuangan untuk mencari return yang lebih menarik,” kata Dody dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (4/5).

Dody mengatakan, pihaknya juga menjadikan fenomena tersebut menjadi patokan untuk melihat situasi di Indonesia. Pemerintah dan bank sentral di banyak negara melakukan kebijakan stimulus yang konteksnya adalah untuk menjaga ekonomi domestiknya dengan cara defisit fiskalnya dinaikkan dan bank sentral melakukan quantitative easing atau pelonggaran likuiditas.

Baca Juga :   AP I: Sempat Anjlok di Mei, Traffic Penerbangan Mulai Naik di Juli 2020

Di samping itu, kata Dody, bank sentral juga menurunkan suku bunga. Selintas kebijakan ini dilakukan di Asia, Eropa dan Amerika Latin bahkan di negara-negara maju juga sama. Defisit fiskal, misalnya, di negara maju bahkan sampai di atas 10% dan negara emerging market dari 4% hingga 6%.

“Kalau kita lihat quantitative easing dari BI itu menembus angka sekitar 5% dari awal pandemi Februari 2020 sampai dengan posisi terakhir. Kalau 2020 saja mencapai 4,7% dari produk domestik bruto (PDB). Tentu diikuti dengan penurunan suku bunga,” kata Dody.

Menurut Dody, fenomena yang terjadi dalam konteks pembiayaan perbankan sebenarnya sebelum 2020 sudah melandai. Dengan kata lain, fenomena perlambatan kredit untuk private sector terhadap PDB cenderung menurun untuk beberapa kawasan baik itu di Eropa selatan maupun Eropa barat.

“Jadi semua ini kita mengambilnya di banyak kawasan Eropa. Tapi, fenomenanya adalah tanpa pandemi pun kecenderungan ekonominya sendiri hingga akhir 2019 memang melemah,” kata Dody.

Leave a reply

Iconomics