
BI Akan Lanjutkan Stimulus Kebijakan Moneter untuk Dukung PEN

Tangkapan layar YouTube, Gubernur BI Perry Warjiyo/Iconomics
Bank Indonesia (BI) akan melanjutkan stimulus kebijakan moneter untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN). Juga akan memperhatikan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar.
“Suku bunga rendah dan likuiditas longgar akan terus dipertahankan sampai dengan terdapat tanda-tanda tekanan inflasi,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keterangan resminya lewat virtual, Senin (1/2).
Perry mengatakan, koordinasi stimulus moneter dan fiskal BI dan pemerintah akan terus dipererat dengan melanjutkan kesepakatan atas dasar keputusan bersama antara menteri keuangan dan gubernur BI pada 16 April2020. Keputusan bersama itu mengenai skema dan mekanisme koordinasi pembelian surat utang negara atau surat berharga syariah negara di pasar perdana untuk menjaga kesinambungan pengelolaan keuangan negara.
Di samping itu, kata Perry, pihaknya juga mengembangkan instrument derivative jangka panjang antara lain Cross Currency Swap (CCS) dan Interest Rate Swap (IRS) untuk meningkatkan pengelolaan risiko sektor usaha melalui lindung nilai atas eksposur nilai tukar dan suku bunga. Ini dalam rangka mendukung fleksibilitaspembiayaan ekonomi dan infrastruktur jangka panjang.
“Untuk pengembangan sektor-sektor prioritas, BI terus mengoptimalkan transaksi valuta asing melalui skema Local Currency Swap (LCS),” kata Perry lagi.
Sementara itu, lanjut Perry, di bidang makroprudensial BI akan mendorong bank pembiayaan onklusif yaitu kredit kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), masyarakat berpenghasilan rendah dan kelompok subsisten melalui kebijakan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial. Perbankan juga didorong untuk mendukung pemulihan pembiayaan pada sektor-sektor prioritas melalui kebijakan rasio intermediasi makroprudensial sektoral di mana kebijakan ini sejalan dengan penjaminan kredit yang diberikan pemerintah.
“BI juga akan melanjutkan kebijakan akomodatif makroprudensial dengan mempertahankan pelonggaran loan to value untuk properti dan uang muka untuk kredit kendaraan bermotor termasuk properti dan uang muka untuk kredit kendaraan bermotor berwawasan lingkungan,” kata Perry.
Leave a reply
