
Bank Indonesia Menaikkan Suku Bunga Acuan, Bagaimana dengan Bunga KPR di BTN?

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Haru Koesmahargyo
Suku bunga kredit perbankan diperkirakan akan naik ke depan sejalan dengan tren kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. Pada Agustus lalu, Bank Indonesia sudah menaikkan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%. Diperkirakan bank sentral masih akan menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini, untuk meredam inflasi yang diperkirakan terkerek akibat kenaikan harga Banan Bakar Minyak (BBM).
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Haru Koesmahargyo mengatakan sejauh ini bank spesilias kredit perumahan ini belum melakukan penyesuaian (adjustment) terhadap suku bunga KPR. Tetapi, ia mengatakan kenaikan suku bunga acuan ini tentu akan ditransmisikan ke harga atau bunga KPR.
“BI sudah meningkatkan suku bunga acuan, 25 basis poin dan tentu kami masih akan menunggu tahapan berikutnya. Dan, 1 September juga ketentuan GWM naik dari 7,5% ke 9%. Dua hal ini tentu berdampak kepada jumlah dana masyarakat yang disimpan di perbakan yang bisa kita salurkan untuk kredit. Kalau hanya sekedar melihat kenaikan suku bunga dan faktor GWM, maka tentu akan ditransmisikan secara langsung kepada bunga kredit,” ujar Heru dalam konferensi pers Public Expose Live, Kamis (15/9).
Tetapi, Heru menambahkan per 1 September lalu, BTN belum menaikkan suku bunga pinjaman termasuk suku bunga KPR. “Bahkan kami memberikan beberapa kemudahan, keringanan, beberapa promo yang bisa diberikan kepada nasabah,”ujarnya.
Menurut Heru, kenaikan suku bunga acuan memang bukan komponen tunggal yang mempemgaruhi peningkatan biaya KPR. Tetapi, ia mengatakan BTN juga menjaga keseimbangan (alignment) antara permintaan dan profitabilitas perusahaan.
“Bahwa nanti terdapat persaingan, peningkatan biaya dana untuk memastikan bisa membiayai pinjaman yang cukup, menjaga LDR yang cukup, mungkin akan kami adjust sesuai dengan kondisi pasar. Saat ini belum, tetapi tentu kita akan melihat lagi bulan depan, bulan depannya lagi, apakah memang kita perlu melakukan adjustment,“ujarnya.
Leave a reply
