Bank Indonesia Masih Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 3,5%

0
196

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2022 masih mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 3,5%. Suku bunga acuan berada pada level tersebut sejak Februari 2021 lalu.

Bank Indonesia juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

“Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan tetap terkendalinya inflasi serta sebagai upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tekanan eksternal yang meningkat terutama terkait dengan tekanan geopolitik Rusia dan Ukraina,” ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat konferensi pers, Kamis (17/3).

Bank Indonesia, tambah Perrry, juga terus mengotimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut, antara lain dengan memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.

Pada Rapat Dewan Gubernur bulan Maret ini, Bank Indonesia juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari semula 4,4% menjadi 4,2%. Revisi kebawah pertumbuhan ekonomi global ini diantaranya karena perang antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan harga komoditas naik. “Bahkan kalau [perang terus] berlanjut [pertumbuhan ekonomi global] bisa juga turun menjadi 3,8%. Lagi-lagi tergantung seberapa lama eskalasi ini berlanjut,” ujar Perry.

Baca Juga :   Bertambah 29 Bank, Peserta BI-FAST Kini Jadi 106

Sementara untuk ekonomi domestik, meski ada perang anara Rusia dan Ukraina, Bank Indonesia memperkirakan pemulihan ekonomi domestik masih kuat seiring dengan meredanya penyebaran Covid-19 varian Omicron. Pertumbuhan ekonomi dalam negeri ini ditopang oleh perbaikan konsumsi rumah tangga dan investasi non bangunan serta tetap positifnya pertumbuhan konsumsi Pemerintah. Kemudian, di sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan tetap baik, meskipun tidak setinggi pertumbuhan pada triwulan sebelumnya, seiring dampak geopolitik dan tertahannya aktivitas perdagangan global.

Perry menyampaikan sejumlah indikator ekonomi dalam negeri hingga awal Maret 2022 tercatat tetap baik, seperti penjualan eceran, keyakinan konsumen, penjualan semen, dan mobilitas masyarakat di berbagai daerah. Kinerja ekonomi Indonesia akan tetap baik ditopang oleh akselerasi vaksinasi, kebijakan persyaratan perjalanan yang lebih longgar, pembukaan ekonomi yang semakin meluas, serta berlanjutnya stimulus kebijakan Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas terkait lainnya. Ban Indonesia masih mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 dalam kisaran 4,7-5,5%.

Leave a reply

Iconomics